Jose Rizal Manua, Aktor, Sutradara dan Penjual Buku Bekas

Kamis 26 Mar 2020, 09:35 WIB
Jose Rizal Manua

Jose Rizal Manua


JOSE Rizal Manua dikenal sebagai dramawan dan teaterawan. Juga pengajar seni di IKJ dan kampus universitas swasta. 

Pendiri teater anak anak yang memilik reputasi internasional, karena kerap membawa grupnya, Teater Tanah Air, ke pentas-pentas teater anak dunia di Eropa dan Amerika. Juga Asia dan Afrika. Dan meraih pengharagaan dan memenangi kejuaraan di sana. Antara lain di Jepang dan Jerman. 

Namun aktor dan sutradara yang pernah bergabung di Bengkel Teater Rendra ini juga punya kesibukan lain yakni dunia literasi dengan membuka toko buku bekas. Pojok Buku Deklamai Jose Rizal selama 24 tahun terakhir menjadi bagian dari daya tarik Taman Ismail Marzuki (TIM) di pojok gedung Graha Bhakti Budaya Cikini Jakarta Pusat. Karena buku yang dijual bernuansa seni, langka dan berbobot. Cenderung "collector item" atau buku buku yang layak dikelokesi khusus. 

Toko bukunya menjadi tumpuan bagi seniman, mahasiswa dan masyarakat yang membutuhkan referensi untuk mengembangan aktifitas keseniannya, baik di bidang sastra, teater, senirupa dan kebudayan pada umumnya. Buku sosial politik disediakan juga. 

"Idenya waktu pentas teater di New York - AS, bareng Mas Rendra di tahun 1988. Kami jalan jalan di kawasan Broadway dan lihat pedagang buku bekas di jalan. Murah tapi bagus. Saya kembangan ide itu di Indonesia - karena di sini belum ada, " kata pendiri Teater Tanah Air ini. 

Memang ada toko buku bekas di kawasan Senen tapi menjual buku apa saja termasuk buku pelajaran sekolah. Sedangkan Jose fokus pada buku buku seni dan kebudayaan. 

Dia bicara langsung lepada gubernur DKI dan Gubernur Soerjadi Soedirdja memfasilitasinya sehingga impian toko buku bekasnya bisa terwujud pada April 1996 lalu. 

Revitalisasi TIM 
Ketika bangunan Graha Bhakti Budaya dirobohkan belum lama ini, dan menuai protes seniman, pojok buku Bengkel Deklamasi Jose Rizal Manua termasuk yang tergusur. Tempat itu kemudian dipindah ke area depan di lantai dasar Perpustakaan Cikini. 

Pemprov DKI berbaik hati memberi tempat yang lebih sejuk dan lega. Dua kali lebih luas dari sebelumnya. 

Meski demikian pengunjung toko bukunya anjlok - turun drastis hingga 80 - 90 persen. Sebab tak ada lagi aktifitas seni di TIM yang membuat warga datang ke sana. Dan proses pembangunan gedung pengganti Graha Bhakti Budaya yang menjadi markasnya selama ini akan berlangsung hingga 16 bulan ke depan. 

"Akhirnya saya banyak kegiatan di luar. Ngajar, baca puisi, bikin pelatihan pentas jadi juri dan lain lain, " kata aktor 65 tahun ini yang pernah main di 6 judul film dimulai "Oeroeg" (1993) dan "Meraih Mimpi" (2009) ini. 


News Update