TANGSEL - Proyek pembangunan rusunami yang berdekatan dengan Sekolah Tahfidz Assidiqiyah di Komplek Bukit Indah, Serua, Ciputat, Tangsel, membuat resah. Pasalnya, debu maupun serpihan bahan proyek beterbangan ke ruang kelas sekolah.
“Debu dari proyek sangat mengganggu kenyamanan dan ketenangan anak-anak mengikuti kegiatan belajar,” kata Ny. Rina, orang tua murid Sekolah Tahfidz Assiddiqiyah, Selasa (18/2/2020).
Diakuinya, keluhan masalah debu dan serpihan proyek pembangunan rusunami berlantai lebih 22 itu itu juga kerap disampaikan orang tua maupun wali murid lainnya. "Ini sudah berbulan-bulan mengganggu kenyamanan anak-anak mendapatkan pendidikan," tuturnya.
"Protes dari kami dan pihak sekolah sudah sering disampaikan, tapi belum ada tanggapan positif dari pihak pengelola rusunami," tambahnya.
Hal senada disampaikan Kepala Sekolah Tahfidz Assidiqiyah, Paisal Aripin. “Pihak sekolah melalui yayasan maupun guru sudah beberapa kali menegur pengelola proyek agar pekerjaan pembangunan tidak mengganggu tapi tidak ditanggapi serius,” katanya.
Menurutnya, hampir setiap hari, ruang-ruang kelas di dekat pembangunan rusunami itu tercemar debu proyek, terutama pada pagi hari sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai. Bahkan, katanya, sering pula ditemukan sampah bungkus semen, kardus dan styrofoam terbuang ke lokasi sekolah.
"Kami meminta Pemkot Tangsel untuk mengambil langkah tegas terkait proyek apartemen yang tidak melengkapi sarana keselamatan kerja seperti jaring pengaman dan lainnya," imbuhnya.
Bukan hanya dari sekolah, keluhan dan protes serupa juga disampaikan warga sekitar. Jusmanto, warga RW 05, Kelurahan Serua, mengatakan puluhan warga di sekitar proyek Rusunami itu sudah beberapa kali memprotes kegiatan pembangunan, namun tidak juga ditanggapi.
“Kami sampai bosan menegur dan minta pengelola rusun untuk menjaga ketertiban, keselamatan dan kenyamanan saat bekerja tapi tidak juga dilakukan,” ujarnya kesal.
Sementara itu, Arif, satu petugas keamanan rusunami itu mengatakan pihaknya akan menyampaikan keluhan warga dan orang tua murid terkait masalah tersebut ke atasannya.
“Kami tidak paham masalah itu. Langsung saja tanyakan ke pimpinan nanti,” tuturnya sambil berlalu. (anton/ys)