Sayangi Diri Sendiri

Kamis 30 Jan 2020, 08:20 WIB

Mengenal orang lain, berinteraksi dengan orang lain hingga menjalin kerja sama adalah keniscayaan. Ini sering disebut sisi manusiawi, mengenai rasa humanis seorang manusia terhadap manusia lainnya.

Sifat manusiawi seperti ini sejatinya melekat pada diri manusia. Penelaahan para ahli, sifat manusiawi tidak bisa diubah, yang berubah adalah tindakan manusia itu sendiri.

Seperti dikatakan Abraham Lincoln, presiden ke-16 AS :Tindakan manusia bisa dimodifikasi tetapi sifat manusiawi tidak bisa diubah.

Sifat manusiawi berbentuk sebuah kepribadian atau karakter dan kebiasaan manusia pada umumnya.

Sering dikatakan "lupa" adalah manusiawi. Begitu juga salah, takut, benci, rindu, sakit hati, marah dan kecewa.

Sifat - sifat tadi tak bisa diubah. Sebut saja lupa akan tetap ada, khilaf juga akan terjadi. Begitu pun marah, takut, benci, sakit hati, malu dan rindu.

Sifat - sifat manusiawi akan tetap tertanam dalam diri. Kita dapat menjauhi sifat - sifat buruk manusiawi jika mampu memodifikasi melalui tindakan nyata dengan mengubah sikap dan perilaku sehari - hari. 

Misalnya mengubah rasa iri hati menjadi murah hati, tinggi hati menjadi rendah hati, benci menjadi rindu, pemarah menjadi pemaaf dan masih banyak lagi sifat buruk yang bisa dijauhi, setidaknya dihindari.

Di sisi lain, sifat baik manusiawi seperti sabar, dermawan, pemaaf, setia, tahu balas budi, tenggang rasa, kasih sayang terhadap sesama, wajib dikembangkan, setidaknya dipertahankan.

Seperti di awal tulisan ini, sifat kasih sayang terhadap sesama, sejatinya telah terjelma di dalam diri kita.

Kita tentu mampu melaksanakannya, tetapi masalahnya, maukah kita mengamalkannya? Mari kita bertanya kepada diri masing-masing sudahkah kita menjalankannya? Sejauh mana kita telah menebarkan kasih sayang terhadap sesama manusia.

Kasih sayang yang paling sederhana dapat tercermin dari rasa empati melihat saudara, tetangga atau teman yang sedang tertimpa musibah.

News Update