Akibat Gempa, Jumlah Pendaki Gunung Rinjani Terjebak Simpang Siur

Senin 30 Jul 2018, 17:33 WIB

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum bisa memastikan jumlah pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tengga Barat akibat gempa. Sebab, ada saja pendaki yang mendaki melalui jalur tidak resmi. Berdasarkan data dari BNPB ada 829 pendaki yang naik ke Gunung Rinjani sejak Jumat (27/7/2018) sampai Sabtu (28/7/2018). Mereka terdiri dari 637 WNA dan 192 WNI, di mana 452 jiwa berangkat Jumat lalu dan 377 jiwa lainnya berangkat keesokan harinya. Pada Minggu (29/7/2018) pukul 23.30 WITA telah tercatat 680 jiwa turun terdiri dari 358 WNA dan 222 WNI, sementara 149 jiwa masih terjebak di atas Gunung Rinjani. Namun ternyata masih ada 540 jiwa lainnya yang terjebak di KM 10 Jalur Sembalun dan kawasan Batu Ceper. Sehingga total jumlah pendaki yang terjebak sementara ini masih ada 689 pendaki. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan meskipun jumlah pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani sudah termonitor, namun untuk jumlah pastinya masih belum dapat diketahui. "Saat terjadi gempa pendaki secara pasti ga tau jumlahnya. Mereka ada di danau. Batu-batu berjatuhan dan beberapa jalur pendakian tertutup. Mereka berinisiatif langsung turun dalam hal ini ada satu yang meninggal di Plawangan, mahasiswa 26 tahun. Tidak ada warga negara asing yang meninggal," jelas Sutopo pada Senin (30/7/2018) di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Lebih lanjut ia menjelaskan, penyebab tidak diketahuinya jumlah pendaki yang masih terjebak, salah satunya disebabkan karena seringkali 'nakal' dengan mendaki melalui jalur tidak resmi. "Karena pertama seringkali pendaki tidak melaporkan, kemudian ada juga beberapa jalur-jalur yang tidak resmi, yang berikutnya juga ketika turun mereka tidak melaporkan," terangnya. Sutopo menjelaskan, untuk itu kedepannya ia berharap agar mekanisme dalam pendakian di tiap-tiap gunung yang ada di Indonesia lebih disempurnakan dan juga diperketat. Hal ini bertujuan agar para pendaki yang naik ke atas gunung dapat terdata dengan baik. "Ya kita memerlukan. Jadi manifes kemudian mekanismenya dan sebagainya perlu disempurnakan dan diketatkan lah. Dan itu berlaku di gunung-gunung yang lain juga. Jadi kita tau banyak gunung dan masyarakat kita rata-rata suka mendaki, tetapi seringkali para pendaki tidak melaporkan dan juga sering masuk di jalur-jalur yang tidak resmi," tandasnya. Diketahui sebelumnya gempa berkekuatan 6,4 skala ritcher mengguncang Lombok, Bali dan Sumbawa. Sebanyak 16 jiwa meninggal dunia dan 335 jiwa lainnya luka-luka. (cw2/b)


News Update