JAKARTA (Pos Kota ) - Melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sekarang ini akibat pemerintah mengutamakan produksi dan barang-barang impor. Sebaliknya, mengabikan ekspor. Negara ini akan kuat kalau eksportnya kuat juga. Karena itu DPR RI mengajak pemerintah untuk mempelopori menggunakan sandang, pangan, papan dan barang-barang dalam negeri, untuk memperkuat rupiah dan sebagai langkah kemandirian bangsa. Jangan sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meninggalkan masalah kepada pemerintahan baru 2014. Demikian diungkapkan anggota FPDIP Maruarar Sirait dalam dialog melehanya rupiah bersama mantan Menkeu Fuad Bawazier di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (4/9/2013). "Saat ini, dan sebelum APBN 2014 diputuskan pada Oktober nanti, merupakan kesempatan penting bagi pemerintah untuk membuat kebijakan yang memperkuat rupiah. Selain berbagai kebutuhan sehari-hari. Semua bentuk transaksi maupun ekspor pun harus memnggunakan rupiah. Kalau tidak, maka berat menghadapi situasi global sekarang. Jadi, jangan sampai Presiden SBY meninggalkan masalah kepada pemerintahan baru,” tandas Marurar. Menurut Maruarar, pemerintah harus sadar dengan kepentingan negaranya sendiri, daripada kepentingan dunia internasional. “Apalagi, Amerika Serikat sendiri mementingkan negaranya dan tak peduli dengan negara lain. Di mana cadangan devisa negara kita tinggal 92 miliar dollar AS dari sebelumnya 105 miliar dollar AS. Harusnya ada kebijakan yang konkret untuk memperkuat rupiah, memperkuat ekspor, dan tidak memanjakan import,” ujarnya. Terlebih dalam tahun politik ini kata Marurar, semua partai siap menghadapi pemilu dan menyonsong pemerintahan baru 2014-2019, maka dia berharap Presiden SBY tidak meninggalkan masalah kerapuhan fondasi ekonomi pada pemerintahan berikutnya. “Presiden SBY jangan meninggalkan masalah terhadap pemerintahan baru nanti. Kebijakan negara ini harus berorientasi pada kemandirian bangsa. Kalau tidak, pemilu dan demokrasi lima tahunan ini hanya rutinas tanpa perbaikan dan kemandirian bangsa,” pungkasnya. Sebaliknya, Fuad Bawazier menilai kebijakan pemerintah dalam menghadapi melemahnya rupiah sekarang ini sesat, karena melakukan intervensi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengerahkan Jamsostek dan BUMN. Konsekuensinya kalau rugi, pemerintahan baru mendatang bisa mengusut kebijakan tersebut. Karena itu, kita prihatin dengan tata kelola negara saat ini, sehingga kemampuan pemerintah dalam menghadapi kondisi itu sangat rendah. Anehnya lagi, pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pasar bagi ekspor. “Kalau saja dollar sudah Rp 10.000,- Rp 12.000,- dari sebelumnya Rp 9000,-, berarti naik 20 persen, maka ini akan berdampak pada kenaikan APBN sebesar 20 persen. Ditambah lagi utang pemerintah dan swasta sama-sama besar, maka kondisi ini akan makin berat kalau tak ada usaha swasembada pangan dan tetap mengandalkan eksport,” tegas politisi Hanura itu. Dengan begitu menurut Fuad, maka utang luar negeri Indonesia akan makin besar. Dia menilai sepertinya Wapres Boediono yang diandalkan untuk mengendalikan perekonomian negara ini malah takut dengan IMF, Amerika, globalisasi, dan pasar bebas yang justru akan makin merapuhkan fondasai ekonomi Indonesia. “Sama halnya dengan kenaikan BBM, yang dudah diketahui akan berdampak terjadinya inflasi, tapi dilanjutkan dengan konvensasi BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat),” tambah Fuad. Sekarang pun ketika Menteri Keuangannya dijabat oleh Chatib Basri, dinilai Fuad sebagai orang yang kurang paham terhadap perkembangan ekonomia dan keuangan global. “Dia ini bilang dollar akan menguat, faktanya terus melemah. Juga, utang luar negeri katanya pinjaman. Padahal, yang namanya pinjaman itu sama dengan utang yang tetap harus dibayar. Utang kita tambah besar, lalu berapa anggaran untuk swasembada pangan dan memperkuat eksport?” tanyanya, yang menyebut Chatib Basri itu masih anak sekolah. (rizal/d)

Rupiah Melemah Karena Utamakan Barang Impor
Kamis 05 Sep 2013, 22:30 WIB

Editor
[email protected] Follow Poskota
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News sekaligus ikuti WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.
Berita Terkait


Nasional
Gawat! Rupiah Terus Melemah Hingga Tembus 15.100/ Dolar AS Hari Ini
Senin 26 Sep 2022, 15:06 WIB

Nasional
Presiden Dorong Penghentian Impor Barang yang Sudah Ada di Dalam Negeri
Senin 03 Okt 2022, 13:19 WIB

Nasional
Dirjen Bea dan Cukai Tetapkan 4 Barang Bertarif 0 Persen Jika Impor dari Korsel
Minggu 05 Feb 2023, 21:43 WIB

Nasional
Mendag Zulkifli Hasan Musnahkan Barang Impor Berbagai Jenis Senilai Rp13,31 Miliar
Jumat 09 Jun 2023, 16:11 WIB

News Update

Dibuka Hari Ini! Jakarta Job Fair Sediakan Ribuan Lowongan Kerja, Cek Lokasinya
Selasa 16 Sep 2025, 09:35 WIB


OLAHRAGA
Klasemen Top Skor BRI Super League 2025/2026 Jelang Pekan ke-6: Dalberto Tak Tergoyahkan
16 Sep 2025, 09:16 WIB


OLAHRAGA
Jadwal BRI Super League 2025/2026 Pekan ke-6: Duel PSM vs Persija hingga Laga Panas Arema vs Persib
16 Sep 2025, 08:20 WIB

GAYA HIDUP
Cara ke Taman Literasi Martha Tiahahu Blok M Naik Transportasi Umum, Bisa Pakai Transjakarta, MRT, dan KRL
16 Sep 2025, 08:20 WIB
.jpg)


HIBURAN
Tasya Farasya Bongkar Pernah Pertanyakan Isu Selingkuh ke Ahmad Assegaf, Jawabannya Mengejutkan
16 Sep 2025, 08:05 WIB

JAKARTA RAYA
Lokasi Antrian KJP Pangan Murah September 2025 Di Mana Saja? Catat Detail dan Cara Daftar Onlinenya
16 Sep 2025, 08:00 WIB


.jpg)
EKONOMI
Bansos Beras 10 Kg Cair Sampai Kapan? Catat Jadwalnya Agar Tak Keliru
16 Sep 2025, 07:30 WIB

TEKNO
Spesifikasi dan Harga Vivo X Fold 5, Smartphone Foldable dengan Baterai Jumbo
16 Sep 2025, 07:20 WIB

JAKARTA RAYA
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba di Jakarta Barat, 1 Kg Sabu Disita
16 Sep 2025, 07:09 WIB

JAKARTA RAYA
16 Orang Jadi Tersangka Kerusuhan Akhir Agustus, 1 Anak di Bawah Umur
16 Sep 2025, 06:56 WIB


HIBURAN
Khalil TokTok Meninggal Dunia, Apa Penyebabnya? Simak Biodata Lengkap dan Profil Asli
16 Sep 2025, 06:40 WIB
