JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghadirkan wajah baru Planetarium Jakarta dengan berbagai pembaruan fasilitas dan konsep wisata edukasi yang lebih modern.
Kepala Disbud DKI Jakarta Mochamad Miftahulloh Tamary menyampaikan bahwa saat ini Planetarium Jakarta telah dilengkapi sejumlah fasilitas utama yang mendukung pengalaman belajar dan rekreasi berbasis sains.
Fasilitas tersebut meliputi Teater Bintang, Teleskop Observatorium, serta ruang pameran dan edukasi.
Baca Juga: Warga Temukan Pisau di TKP Penemuan Mayat di Jambe, Polisi: Sudah Kami Amankan
"Fasilitas yang tersedia di Planetarium Jakarta antara lain teater bintang, teleskop observatorium dan ruang pameran dan edukasi. Pembaharuan dilakukan pada peralatan di teater bintang, setelah tidak beroperasi beberapa waktu," ucap Miftah kepada Poskota, Minggu, 28 Desember 2025.
Miftah menjelaskan, Teater Bintang kini menampilkan simulasi berbagai fenomena astronomi menggunakan proyektor digital canggih yang diproyeksikan ke kubah besar.
"Teater Bintang menampilkan simulasi fenomena astronomi dengan proyektor digital canggih di kubah besar, memberikan pengalaman imersif ke alam semesta," ujar Miftah.
Baca Juga: Tiga Polisi di Bogor Dapat Sanksi Disiplin karena Salah Tangkap dalam Perkara Kasus Curanmor
Selain pembaruan perangkat visual, Planetarium Jakarta juga menghadirkan inovasi baru yang menjadi daya tarik utama, yakni kehadiran AI Virtual Host.
"Hal yang baru yang menjadi daya tarik utama adalah AI Virtual Host sebagai pemandu digital interaktif yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih modern," ungkap Miftah.
Lebih lanjut, Miftah mengatakan bahwa konsep wisata edukasi yang diusung Planetarium Jakarta kini difokuskan pada astronomi yang interaktif, relevan, dan menarik
"Konsep wisata edukasi astronomi dengan lebih interaktif, relevan, dan menarik bagi generasi muda," katanya.
Terkait segmen pengunjung, Disbud DKI Jakarta menargetkan pelajar dan mahasiswa sebagai sasaran utama, tanpa mengesampingkan masyarakat umum.
"Segmen utama ada pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum yang ingin memahami fenomena langit secara lebih dekat," ujar dia. (cr-4)
.jpg)
