Gedung PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), simbol konsistensi dividen dan stabilitas kinerja bank BUMN terbesar di Indonesia. (Sumber: Dok/BRI)

EKONOMI

Dividen BBRI Akan Cair! Ini Tanggal Pembagian dan Estimasi Besaran per Saham

Rabu 17 Des 2025, 15:50 WIB

POSKOTA.CO.ID - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu saham perbankan dengan daya tarik pendapatan (income stock) paling kuat di Bursa Efek Indonesia.

Bank pelat merah ini akan membagikan dividen interim kepada para pemegang saham, sebuah langkah yang secara historis mencerminkan konsistensi manajemen dalam menjaga kepercayaan investor, khususnya di tengah fase normalisasi kinerja industri perbankan nasional.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025, BBRI mengalokasikan dana sebesar Rp20,63 triliun untuk dividen interim, setara Rp137 per saham.

Keputusan ini menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan laba tidak seagresif periode sebelumnya, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas masih cukup solid untuk menopang kebijakan distribusi keuntungan yang besar.

Baca Juga: Euro NCAP Beri Nilai Maksimal untuk Hyundai NEXO

Jadwal Dividen Interim dan Hak Investor

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi dijadwalkan pada 29 Desember 2025.

Sementara itu, daftar pemegang saham yang berhak menerima dividen (recording date) akan diumumkan pada 2 Januari 2026, dengan pembayaran dividen dilakukan pada 15 Januari 2026. Skema ini memberikan kepastian waktu bagi investor sekaligus mencerminkan tata kelola perusahaan yang tertib dan transparan.

Pada harga saham BBRI di kisaran Rp3.730, dividen interim ini memberikan potensi yield sekitar 3,6 persen. Angka tersebut cukup menarik untuk ukuran dividen interim, terutama bagi investor yang mengandalkan pendapatan rutin dari saham perbankan berkapitalisasi besar.

Laba Masih Kuat, Namun Mulai Melambat

Dari sisi fundamental, BBRI mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp40,77 triliun hingga kuartal III 2025.

Nilai dividen interim yang dibagikan setara hampir 50 persen dari laba bersih tersebut, sebuah rasio yang tergolong agresif namun masih berada dalam batas kewajaran bagi bank dengan struktur modal sekuat BBRI.

Secara kuartalan, laba bersih pada kuartal III 2025 tercatat Rp14,7 triliun, meningkat dibandingkan kuartal II 2025 sebesar Rp12,7 triliun.

Namun, jika dibandingkan dengan beberapa kuartal terbaik di 2024, performa ini menunjukkan adanya perlambatan. Tren laba sepanjang 2025 lebih mencerminkan fase normalisasi setelah periode ekspansi yang sangat kuat pascapandemi.

Pendapatan kuartal III 2025 sebesar Rp52,8 triliun relatif stabil, dengan laba usaha mencapai Rp18,1 triliun. Meski margin operasional masih terjaga, tekanan dari sisi beban usaha dan pajak membuat pertumbuhan laba bersih tidak sepenuhnya sejalan dengan pendapatan.

Kondisi ini tidak serta-merta mengkhawatirkan, tetapi menjadi sinyal bahwa ruang ekspansi profitabilitas ke depan tidak lagi selebar beberapa tahun sebelumnya.

Konsistensi Dividen di Tengah Tahun Transisi

Secara historis, BBRI dikenal sebagai emiten dengan kebijakan dividen yang konsisten dan royal. Pada 2024, total dividen mencapai Rp343,4 per saham. Untuk 2025, dividen interim Rp137 per saham baru merupakan bagian awal, dengan peluang masih terbuka untuk dividen final di tahun berikutnya.

Dividend yield trailing yang berada di kisaran 9 persen menempatkan BBRI sebagai salah satu saham bank dengan imbal hasil tertinggi di pasar.

Namun, kebijakan dividen besar ini perlu dibaca dalam konteks siklus laba. Konsensus analis memperkirakan laba bersih BBRI pada 2025 sebesar Rp56,48 triliun, turun dibandingkan 2024 yang mencapai Rp60,15 triliun. Laba diproyeksikan kembali meningkat menjadi Rp61,58 triliun pada 2026, menandakan bahwa 2025 dipandang sebagai tahun transisi, bukan puncak kinerja.

Penurunan laba ini juga tercermin pada proyeksi earnings per share (EPS), yang diperkirakan turun menjadi 374,19 pada 2025 dari 396,91 pada 2024, sebelum kembali naik ke 408,94 pada 2026. Dalam kerangka ini, dividen interim besar dapat dipahami sebagai strategi manajemen untuk menjaga daya tarik saham di tengah fase perlambatan pertumbuhan.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam Hari Ini, 17 Desember 2025: Tembus Rp2.470.000 per Gram dan Buyback Ikut Menguat

Keseimbangan antara Dividen dan Keberlanjutan

Kemampuan BBRI membayar dividen masih relatif aman. EBITDA kuartalan berada di kisaran Rp19–20 triliun, dengan return on equity (ROE) kuartalan tetap di atas 4 persen.

Beban bunga tidak menunjukkan tekanan berarti, dan struktur modal dengan total saham beredar sekitar 151,56 miliar lembar masih memberikan fleksibilitas yang memadai.

Meski demikian, pasar tampaknya sudah mengantisipasi kebijakan dividen ini. Pada valuasi price to earnings (PE) kuartalan di kisaran 40 kali, BBRI lebih diposisikan sebagai saham defensif berimbal hasil stabil ketimbang saham pertumbuhan agresif. Artinya, efek kejutan dividen terhadap harga saham cenderung terbatas.

Secara keseluruhan, rencana pembagian dividen interim BBRI dapat dinilai kredibel dan berkelanjutan dalam jangka pendek. Kebijakan ini mencerminkan kekuatan arus kas sekaligus komitmen manajemen terhadap pemegang saham.

Namun, di balik konsistensi tersebut, tersirat tantangan yang lebih besar: bagaimana mendorong kembali pertumbuhan laba agar dividen tinggi tidak hanya menjadi kompensasi atas perlambatan kinerja.

Bagi investor jangka panjang, BBRI tetap menawarkan rasa aman dan kepastian pendapatan. Ke depan, keberhasilan bank ini akan sangat ditentukan oleh realisasi pemulihan laba pada 2026. Jika proyeksi analis terwujud, dividen besar akan dipersepsikan sebagai simbol kekuatan. Sebaliknya, jika laba kembali stagnan, pasar berpotensi mulai mempertanyakan keseimbangan antara distribusi keuntungan dan kebutuhan permodalan jangka panjang.

Tags:
Dividen Interim BBRIprospek saham BBRI 2026kinerja keuangan Bank BRI 2025yield dividen saham BBRIjadwal pembagian dividen BBRIdividen interim BBRI 2025

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor