LEBAK, POSKOTA.CO.ID – Pemkab Lebak merespons viralnya kondisi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik Cacang Hidayat, 55 tahun, honorer penjaga SMPN 2 Cibadak, dengan memastikan pembangunan rumah melalui kolaborasi Dinas Pendidikan dan PGRI Lebak.
Respons tersebut muncul setelah kondisi rumah Cacang di Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cikulur, Lebak, ramai diperbincangkan di media sosial dan media massa. Cacang diketahui telah tinggal di rumah tidak layak huni itu bersama keluarganya selama sekitar 24 tahun.
Sebagai honorer penjaga sekolah, penghasilan Cacang disebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak mampu membangun rumah sendiri.
Baca Juga: Ratusan Kios di Pasar Induk Kramat Jati Ludes Terbakar, Saksi Sebut Api Cepat Menjalar
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Lebak, Iyan Fitriyana, mengatakan pihaknya bersama PGRI Lebak telah turun langsung ke lokasi untuk meninjau kondisi rumah Cacang.
“Kami mohon maaf atas kelalaian kami. Ada saudara kami, seorang honorer di lingkungan pendidikan yang rumahnya belum layak huni,” ujar Iyan kepada wartawan, Senin, 15 Desember 2025.
Iyan menjelaskan, rumah Cacang sebenarnya telah masuk dalam data penerima bantuan perumahan. Namun, prosesnya terkendala mekanisme dan antrean program di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim).
“Sudah terdata, namun antrean dan persyaratan di Dinas Perkim belum memungkinkan untuk dibangun Tahun Anggaran 2025 sekarang ini,” katanya.
Atas arahan Bupati Lebak, Dinas Pendidikan bersama PGRI dan keluarga besar pendidikan kemudian mengambil inisiatif di luar skema formal pemerintah.
Baca Juga: Kejari Kabupaten Bogor Jalin Kolaborasi dengan NPCI untuk Pembinaan Atlet Disabilitas
Pemerintah daerah, kata Iyan, telah mengirimkan material bangunan, menyiapkan tenaga tukang, serta menjadwalkan pelaksanaan pembangunan rumah.
“Rencana hari Rabu besok pembangunan rumah ini dilakukan. Hari ini material sudah mulai didatangkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kasus yang dialami Cacang bukan satu-satunya. Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak akan merumuskan langkah strategis untuk memetakan dan menangani persoalan serupa yang dialami tenaga honorer lainnya.
“Pak Kadis akan merumuskan langkah-langkah strategis, karena kasus seperti ini kemungkinan masih ada,” tuturnya.
Meski pembangunan rumah ini menjadi kabar baik, Iyan mengakui peristiwa tersebut menjadi pengingat bahwa perhatian negara terhadap honorer kerap baru muncul setelah kasusnya viral.
“Kisah Cacang Hidayat menjadi pengingat bahwa di balik gedung-gedung sekolah negeri, masih ada pengabdi pendidikan yang hidup dalam keterbatasan,” tandasnya.