POSKOTA.CO.ID - Media sosial kini tengah hangat membicarakan dugaan penipuan skema ponzi yang menyeret wedding organizer (WO) Ayu Puspita.
Di platform TikTok, banyak yang memperlihatkan para korban menagih penjelasan dari Ayu terkait acara pernikahan yang sudah direncanakan.
Korban dari WO Ayu Puspita ini diduga mencapai ratusan calon pengantin terkhusus di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
Kasus ini mencuat setelah video tanpa katering viral di media sosial dan unggahan video TikTok, di mana para korban meminta penjelasan serta meminta uangnya kembali 100 persen.
Baca Juga: Warganet Penasaran dengan Mantan Suami Amanda Zahra, Siapa Sebenarnya Guiddo Ilyasa?
“By Ayu Puspita dan Madelief weeding penipu,” tulis akun TikTok @ces010601 dikutip pada Senin, 8 Desember 2025.
Lantas siapa Ayu Puspita dan mengapa namanya jadi buah bibir di media sosial? Berikut penjelasannya.
Siapa Ayu Puspita?
Berdasarkan penelusuran Poskota, Ayu Puspita merupakan weeding organizer yang menjual paket pernikahan lengkap mulai dari tempat, dekorasi, katering hingga dokumentasi.
Dari akun Instagram @byayupuspita, alamatnya berada di Jalan H Siun 2C No. 51A, Ceger, Jakarta Timur.
Baca Juga: Terungkap! Ini Bukti BCL dan Tiko Aryawardhana Tidak Cerai
Ayu menjadi sorotan publik, usai para korban mendatangi kediamannya dan meminta pertanggung jawaban terkait acara pernikahan yang sudah dibooking.
Bahkan para korban ini, datang dengan sangat emosional karena menduga uang mereka diduga digunakan untuk membeli rumah mewah yang ditinggali Ayu.
“Ibu tadi bilang sanggung untuk refund?,” kata korban.
“Tiga minggu,” jawab Ayu.
Baca Juga: BCL dan Tiko Aryawardhana Kapan Nikah? Jadi Sorotan Usai Viral Dikabarkan Cerai
Korban pun memastikan apakah Ayu bisa menyanggupi proses pengembalian uang seluruh kliennya selama tiga minggu.
Pasalnya, kerugian yang diterima oleh klien sebesar Rp10 miliar.
“Kita enggak butuh jawaban pasrah, saya enggak peduli yang penting ibu enggak usah masuk penjara, tapi semua uang kita balik,” ucap korban.
Ayu pun mengakui jika uang klien itu digunakan karena manajemen keuangan WO-nya sedang kacau serta digunakan untuk DP rumah.
Ia menjelaskan keuangan menjadi berantakan karena dana klien baru digunakan untuk menyelesaikan acara sebelumnya.
“Saya pakai sebagian dana untuk bayar DP rumah, tapi sekarang saya sedang berusaha menjual rumah tersebut untuk mengembalikan uang klien,” ucap Ayu.
Banyak warganet yang menilai jika usaha Ayu serupa dengan penipuan skema ponzi, karena memutar uang klien untuk menutupi urusan keuangan sebelumnya.
Kasus ini akhirnya dibawa ke ranah hukum dan setelah dilakukan pendataan tercatat sebanyak 230 pasangan yang menjadi korban dugaan penipuan dengan kerugian Rp16 miliar.