POSKOTA.CO.ID - Serangkaian bencana banjir yang melanda wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat dalam beberapa hari terakhir memicu perhatian serius pemerintah pusat.
Banjir tidak hanya merendam ratusan rumah, tetapi juga menimbulkan korban jiwa, menambah panjang daftar bencana hidrometeorologi yang terjadi menjelang akhir tahun
Dalam upaya merespons situasi tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengambil langkah dengan menelusuri aktivitas perusahaan yang beroperasi di wilayah hulu sungai.
KLH sendiri akan memanggil delapan perusahaan di Sumatra Utara yang diduga berkontribusi terhadap bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra.
Pemanggilan ini menjadi bagian dari rangkaian audit menyeluruh terhadap izin lingkungan serta aktivitas operasional perusahaan-perusahaan yang ditengarai berdampak pada ekosistem area hulu.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, mengatakan pemanggilan kedelapan perusahaan tersebut bertujuan mengaudit kelengkapan dan kepatuhan izin lingkungan usaha.
Ia menegaskan, proses evaluasi telah dimulai sejak banjir terjadi, dan pemanggilan resmi akan dilakukan pada minggu depan.
Menurutnya, evaluasi yang dilakukan tidak hanya mencakup aspek administratif atau legalitas perizinan, tetapi juga kondisi nyata di lapangan.
Pemeriksaan tersebut akan mencakup sejumlah aspek penting seperti analisis dampak alamiah, kondisi tutupan lahan, vegetasi, serta potensi pencemaran yang mungkin ditimbulkan dari aktivitas usaha.
"Jadi kita akan menganalisa dari semua sisi, baik dari sisi alaminya. Dan juga dari tutupan lahan, vegetasi dan juga dari perizinan lingkungan apakah mencemarkan atau tidak," kata Diaz saat memberikan keterangan.
Lantas, siapa saja perusahaan yang diduga sebagai pemicu banjir di Sumatra? Berikut daftar selengkapanya.
