POSKOTA.CO.ID - Sebuah upacara penghormatan terakhir digelar dengan khidmat oleh Polda Riau untuk seorang anggota tak berseragam yang gugur di medan tugas: Reno, anjing pelacak (K9) berjenis Belgian Malinois berusia 8 tahun 4 bulan.
Reno mengembuskan napas terakhirnya setelah kelelahan ekstrem dalam menjalankan Bantuan Kendali Operasi (BKO) pencarian korban bencana di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Anjing spesialis search and rescue (SAR) dan kadaver itu tewas setelah berhari-hari tanpa lelah menyisir puing dan lumpur untuk menemukan korban bencana dalam Operasi Aman Nusa II. Pengabdiannya yang berakhir tragis menyisakan duka mendalam di lingkungan Polri.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol. Anom Karibianto, dalam pernyataan resminya, Selasa, 2 Desember 2025, menyampaikan rasa kehilangan yang dalam.
Baca Juga: Isu Kerusakan Lingkungan Menguat, Toba Pulp Lestari Tepis Semua Tuduhan Terkait Banjir Sumatera
"Reno gugur dalam tugas negara saat membantu operasi kemanusiaan di Kabupaten Agam. Dedikasinya patut diteladani. Kami seluruh keluarga besar Polda Riau menyampaikan rasa kehilangan yang sangat mendalam," ujarnya.
Sebagai bentuk penghormatan tertinggi, jasad Reno dimakamkan secara kedinasan dengan prosesi lengkap. Bendera Merah Putih dikibarkan dan diselimutkan pada jasad pahlawan berbulu tersebut sebelum dimakamkan.
Upacara dipimpin langsung oleh Direktur Samapta Polda Riau, Kombes Pol. Syahrial M Abdi, dan dihadiri oleh pasukan Polsatwa Polda Riau serta personel Polda Sumatera Barat.
Lebih lanjut, Kombes Anom menegaskan posisi penting satwa K9 dalam struktur operasional kepolisian.
"Sebagai bentuk penghormatan, Satwa K9 Reno dimakamkan secara kedinasan. Reno adalah bagian dari keluarga besar Polda Riau, pengabdiannya tercatat sebagai kehormatan bagi institusi Polri," imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa Polda Riau senantiasa menganggap satwa K9 sebagai mitra strategis dalam tugas-tugas kemanusiaan, penegakan hukum, dan operasi SAR.
Reno, yang secara aktif telah terlibat dalam berbagai misi penyelamatan, akhirnya harus mengakhiri pengabdiannya pada tugas yang mulia. Pada tugas kemanusiaan di Agam, Reno mengalami kondisi yang mengakibatkan ia tidak dapat terselamatkan.
Dalam tutur sambut perpisahan yang penuh haru, Kombes Anom mengucapkan, "Selamat jalan, Reno. Pengabdianmu menjadi kehormatan bagi kami dan akan selalu dikenang."
Gugurnya Reno bukan hanya kehilangan bagi Polda Riau, tetapi juga pengingat akan pengorbanan tanpa pamrih dari seluruh elemen penjaga bangsa, termasuk yang berjalan dengan empat kaki.