POSKOTA.CO.ID - Tragedi banjir Sumatera yang terjadi beberapa waktu belakangan hingga kini masih terus jadi sorotan publik, terutama mengenai penyebab terjadinya bencana ekstrem tersebut.
Sejumlah pihak menyebut jika banjir Sumatera bukan semata-mata disebabkan oleh cuaca ekstrem yang melanda daerah tersebut selama beberapa hari berturut-turut. Namun, merupakan bencana ekologis.
Bencana ekstrem yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, diduga dipicu oleh pembukaan lahan besar-besaran yang terjadi di Pulau tersebut.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Wlahi) Sumatera Utara menyebut bahwa bencana banjir yang terjadi di Sumatera bukan hanya sekedar fenomena alam.
"Namun yang terjadi hari ini bukan lah sekedar banjir, namun kerusakan massif yang berdampak pada seluruh ekosistem dan masyarakat yang berada di sekitar Harangan Tapanuli," tulis Walhi Sumut dalam unggahan di akun Instagram @walhisumut, seperti dikutip Poskota.
Bukan hanya itu, Walhi Sumut juga menduga ada tujuh perusahaan yang bertanggung jawab atas bencana ekologis yang melanda Tapanuli serta sejumlah daerah di Sumatera lainnya.
Baca Juga: Korban Bencana Sumatera Melonjak: Angka Kematian Tembus 442, Pencarian Masih Berlanjut
Akibat bencana ekstrem tersebut, saat ini tercatat total ada 442 orang yang menjadi korban jiwa, 402 orang dinyatakan hilang, dan ratusan ribu orang mengungsi.
Lantas, perusahaan apa saja yang dinilai merupakan biang kerok bencana ekologis di Sumatera saat ini?
Ada Tujuh Perusahaan Diduga Picu Bencana Ekologis di Sumatera
Walhi Sumut menjelaskan bahwa ada tujuh perusahaan di wilayah Tapanuli yang menjadi pemicu bencana ekologis di kawasan tersebut.
Diketahui bahwa wilayah Harangan Tapanuli (Ekosistem Batang Toru), yaitu kawasan hutan tropis yang menjadi penyangga hidrologis utama di Sumatera Utara menjadi daerah terparah yang terdampak banjir juga longsor.
"Semua beroperasi di atau sekitar Batang Toru, habitat orangutan Tapanuli, harimau Sumatera, dan satwa dilindungi lain," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumut, Rianda Purba dalam keterangannya.
“Banjir dan longsor bukan semata akibat hujan. Citra satelit menunjukkan hutan gundul di lokasi terdampak. Ini bencana ekologis akibat campur tangan manusia,” lanjutnya.
Daftar Perusahaan Diduga Picu Banjir Sumut
Berikut ini daftar sejumlah perusahaan yang disebut Walhi Sumut sebagai penyebab bencana ekologis di Sumatera, terutama Sumut.
- PT Agincourt Resources – Tambang emas Martabe
- PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) – PLTA Batang Toru
- PT Pahae Julu Micro-Hydro Power – PLTMH Pahae Julu
- PT SOL Geothermal Indonesia – Geothermal Taput
- PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) – Unit PKR di Tapanuli Selatan
- PT Sago Nauli Plantation – Perkebunan sawit di Tapanuli Tengah
- PTPN III Batang Toru Estate – Perkebunan sawit di Tapanuli Selatan