Ilustrasi penculikan dan pembunuhan anak. (Sumber: Pixabay | Foto: kalhh)

JAKARTA RAYA

Ahli Psikologi Forensik Sebut Efek Cinderella dalam Kasus Penculikan dan Pembunuhan Alvaro

Selasa 25 Nov 2025, 17:33 WIB

KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, menyoroti sejumlah persoalan krusial yang muncul dari kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Alvaro Kiano Nugroho, 6 tahun.

Ia menyebut peristiwa tersebut bukan hanya menyedihkan, tetapi juga memunculkan kekhawatiran mendalam bagi banyak keluarga.

“Kasus penculikan dan pembunuhan Alvaro sudah terkuak. Sedih sekali membayangkannya. Sekaligus was was, bagaimana jika situasi serupa terjadi pada darah daging kita sendiri. Naudzubillah min dzalik,” ujar Reza kepada awak media, Selasa, 25 November 2025.

Reza turut menyinggung kasus lain yang terjadi hampir berdekatan, yakni insiden anak dibakar di Bandung. Ia melihat sebagian masyarakat menilai ada kesamaan antara kedua kasus tersebut, yaitu pelakunya adalah orangtua tiri.

Baca Juga: Detik-detik Tewasnya Alvaro Terungkap: Kesaksian Sang Nenek Buka Fakta Gelap, Ayah Tiri Diduga Imingi Mainan Sebelum Habisi Nyawa Bocah 6 Tahun

Namun, kata dia, tidak sedikit orang tua tiri yang menyayangi anak bawaan pasangannya dengan sepenuh hati.

Kendati demikian, kata Reza, riset menunjukkan bahwa anak yang hidup dalam keluarga tiri memiliki risiko lebih tinggi mengalami kekerasan.

Fenomena itu dijelaskan melalui teori Cinderella Effect. Karena memang, secara evolusi, makhluk hidup hanya mau mengasuh keturunan yang punya kesamaan genetik.

"Karena itu, ketika terjadi konflik besar, impuls agresif menjadi lebih gampang meledak,” ucap Reza.

Reza menegaskan status orangtua tiri bukan penyebab tunggal. Ada banyak faktor lain yang saling berkaitan dan perlu dipertimbangkan secara matang ketika seseorang menikah kembali dan mempercayakan anaknya kepada pasangan baru.

Polisi Harus Usut Kasus Bunuh Diri Tersangka

Reza juga menyoroti isu lain yang mencuat dari kasus Alvaro, yakni kematian ayah tirinya, Alex Iskandar, yang diduga bunuh diri di ruang tahanan Polres Metro Jakarta Selatan.

Sejauh ini Alex Iskandar merupakan tersangka tunggal dalam kasus penculikan dan pembunuhan Alvaro. Ia menyebut fenomena bunuh diri di sel tahanan sebagai persoalan serius yang sering terabaikan.

“Setiap kali kita bicara tentang prison culture, yang kita bayangkan adalah kekerasan antarnapi. Jarang sekali kita membayangkan bunuh diri. Padahal, sama seriusnya,” terang Reza.

Reza mencontohkan pengalaman nyata saat bertemu dengan seorang terpidana seumur hidup kasus Cirebon.

Narapidana tersebut, mengaku kerap menyakiti dirinya sendiri di dalam lapas, mulai dari menyayat pergelangan tangan hingga menggores keningnya menggunakan benda tajam, kemudian mencari obat sendiri setelah melukai diri.

Bahkan, kata Reza, ada pula narapidana yang berpikir untuk membunuh sesama penghuni lapas untuk 'membenarkan' hukuman seumur hidup yang dijalaninya. Kasus bunuh diri di ruang tahanan dapat membawa konsekuensi serius.

“Di Inggris, nilai ekonomis per insiden bunuh diri di ruang tahanan adalah sekitar 1,7 juta poundsterling. Termasuk biaya yang harus dibayar polisi ke keluarga pelaku bunuh diri,” terang Reza.

Baca Juga: Teman Lama Tersangka Diduga Bantu Buang Jasad Alvaro

Karena itu, ia menilai perlindungan tahanan harus ditingkatkan secara signifikan, mulai dari penambahan CCTV, pembatasan perlengkapan tahanan, akses ke keluarga dan kuasa hukum, pemantauan rutin kondisi fisik dan mental, hingga pemberian konseling bagi tahanan berisiko. Namun, diakuinya, penerapan langkah-langkah tersebut tidak mudah.

“Tahanan atau napi sering dianggap sampah, manusia buangan. Perlakuan terhadap makhluk serendah itu pastinya akan buruk,” jelas Reza.

Reza menegaskan, bahwa kematian tahanan, termasuk yang terjadi dalam kasus Alvaro, harus diselidiki secara menyeluruh.

Dia mengatakan, temuan dan rekomendasinya ini bisa menjadi masukan penting bagi Komisi Percepatan Reformasi Polri dalam memperbaiki standar keamanan dan penanganan tahanan di Indonesia.

“Polisi yang lalai, apalagi jika mengondisikan, perlu dikenakan sanksi. Lembaga pun tidak boleh berlepas tangan,” tegas Reza.

Tags:
Alex Iskandarpembunuhan Alvaro Kiano NugrohoReza Indragiri AmrielAlvaro Kiano

Ali Mansur

Reporter

Mohamad Taufik

Editor