Presiden ke-6 RI SBY saat menyampaikan orasi soal geopolitik dan ancaman perang dunia di ITS Surabaya (Sumber: Youtube/@Institut Teknologi Sepuluh Nopember)

Nasional

Dunia di Ambang Krisis? SBY Wanti-Wanti Nasionalisme Ekstrem Bisa Memicu Perang Dunia III

Kamis 13 Nov 2025, 19:20 WIB

POSKOTA.CO.ID - Mantan Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberikan sebuah peringatan serius yang patut kita perhatikan secara global dan nasional. Ia mengemukakan bahwa nasionalisme ekstrem.

Khususnya yang dilakukan oleh negara besar dengan kekuatan militer dan veto dalam Perserikatan Bangsa‑Bangsa (PBB) bisa memicu konflik yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan saat ini: yakni potensi terjadinya Perang Dunia III.

Apa yang SBY Katakan

Melansir dari channel Youtube @Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dalam orasinya, SBY menegaskan bahwa kondisi geopolitik dunia saat ini sangat berbeda dari era pasca-Perang Dunia II. Dulu, hanya ada dua bom besar yakni di Hiroshima dan Nagasaki yang mengguncang dunia. Kini, banyak negara yang secara lebih mudah memiliki senjata pemusnah massal.

Baca Juga: Gak Perlu Jago Foto, Cukup Copas! 8 Prompt Google Gemini AI untuk Hasil Foto Bak Model Majalah

SBY kemudian menjelaskan faktor-faktor utama yang membahayakan:

Persaingan antar negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok (China) dan Rusia beserta sekutunya yang memunculkan perlombaan senjata.

Nasionalisme ekstrem yang bertindak sepihak, terutama oleh negara-negara yang punya hak veto di Dewan Keamanan PBB.

“Dengan nasionalisme yang ekstrem … dengan tindakan yang sepihak terutama negara-negara yang besar … terjadi kemunduran kerja sama global baik multilateral ataupun regional,” ujar SBY.

Melemahnya kerjasama multilateral dan regional, yang selama ini menjadi penahan bagi konflik antar negara besar. “Dunia sedang mengalami kemunduran dalam kerja sama global. Hal-hal ini harus dihentikan,” tambah SBY.

Namun, SBY juga memberi harapan: Perang Dunia III masih bisa dicegah, asalkan ada kesadaran, dialog terbuka, dan kerjasama nyata antar negara.

“Saya jenderal, saya ngerti geopolitik, saya ngerti hubungan internasional, saya mengerti peace and security. Anytime could happen … tetapi saya termasuk barisan yang … World War III yang sangat menakutkan tetap bisa dicegah. Can be prevented, can be avoided. If there is a will, there is a way.”

Mengapa Isu Ini Penting untuk Kita?

Dampak terhadap Indonesia dan kawasan: Indonesia sebagai negara besar di ASEAN dan aktif di forum-internasional perlu siap menghadapi dinamika yang berubah cepat, baik dari sisi stabilitas regional maupun diplomasi.

Baca Juga: Bojan Hodak dan Luka Modric Jadi Sorotan, Bobotoh Ramai Desak Gabung Persib Bandung?

Langkah-Nyata yang Disarankan

Perkuat diplomasi multilateral: Negara-negara besar dan kecil harus aktif di forum internasional, saling mendengarkan, dan menghindari tindakan sepihak yang memicu ketegangan.

Peringatan SBY bukan sekadar retorika politik. Ini adalah panggilan untuk kewaspadaan kolektif. Dengan kondisi dunia yang semakin kompleks.

Dari persenjataan massal, konflik regional yang dapat dengan cepat meluas, hingga nasionalisme ekstrem yang muncul maka perlu tindakan bersama. Meski potensi Perang Dunia III memang ada, namun seperti yang ditegaskan SBY: “ini bisa dicegah.”

Jika kita semua negara besar maupun kecil, masyarakat global maupun lokal memilih dialog, kerjasama, dan diplomasi daripada dominasi, maka dunia dapat menghindari skenario terburuk. Bahasa sederhana SBY: “Kekuatan militer penting, tapi kekuatan kerja sama internasional bisa jadi penahan yang lebih kuat.”

Mari kita jadikan ini sebagai refleksi bahwa nasionalisme yang sehat harus seimbang dengan tanggung-jawab global. Dan bahwa masa depan damai bukan hanya tugas para pemimpin dunia tetapi juga tanggung-jawab kita semua.

Tags:
kerjasama internasionalgeopolitik senjataSBYPerang Dunia IIInasionalisme ekstrem

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor