JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pasar kendaraan mewah di Indonesia mulai menunjukkan tanda perlambatan. Setelah sempat stabil di tengah tekanan ekonomi dan tren elektrifikasi, penjualan mobil premium kini tercatat turun cukup tajam.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan ritel mobil mewah pada Oktober 2025 mencapai 391 unit, turun sekitar 33 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencatat 588 unit.
Penurunan ini menjadi sinyal bahwa daya tarik segmen mobil mewah mulai terpengaruh oleh pergeseran tren konsumen ke arah mobil listrik terutama di kalangan pembeli kelas atas.
Roelof Lambert, Regional Director RMA Indonesia selaku Agen Pemegang Merek (APM) Ford, menyebut penurunan penjualan di segmen premium tak sepenuhnya disebabkan faktor ekonomi, melainkan perubahan pola konsumsi.
Baca Juga: Waspadai Risiko Kebakaran Mobil, Ini Langkah Aman yang Harus Dilakukan Pengemudi
“Banyak orang kini memilih kendaraan listrik sebagai mobil kedua mereka,” ujarnya di Jakarta, Selasa, 11 November 2025.
Ia menilai, semakin banyak konsumen dari kelas menengah atas yang mulai menggantikan kendaraan mewah konvensional dengan mobil listrik, baik karena alasan efisiensi maupun faktor gaya hidup baru.
Roelof memperkirakan, pasar kendaraan di atas harga Rp 1 miliar turun sekitar 40 persen sepanjang 2025.
Perubahan tren ini juga tidak lepas dari semakin agresifnya produsen otomotif asal Tiongkok di Indonesia.
Merek seperti Jaecoo sub-brand dari Chery baru-baru ini meluncurkan SUV listrik J5 EV dengan harga mulai Rp 200 jutaan, menawarkan alternatif terjangkau bagi calon pembeli kendaraan kedua.
Selain itu, model seperti Denza D9 di kisaran Rp 950 jutaan juga mulai menembus segmen MPV premium.
Variasi model dan harga yang lebih kompetitif ini menciptakan dinamika baru di pasar otomotif Tanah Air, di mana konsumen kini punya lebih banyak opsi lintas segmen.
Baca Juga: Ducati Hypermotard V2 dan SP: Lebih Ringan, Lebih Bertenaga, Lebih “Hyper”
Meski mengalami penurunan, Roelof meyakini pasar mobil mewah akan kembali pulih. Ia melihat konsumen Indonesia memiliki daya adaptasi tinggi terhadap perubahan tren otomotif dan tetap memiliki minat terhadap kendaraan dengan nilai eksklusivitas.
“Fenomena ini menarik dan mungkin tidak terduga. Tapi saya percaya pasar mobil mewah akan bangkit lagi,” katanya.
Roelof, yang pernah memimpin Mercedes-Benz Indonesia, juga menegaskan bahwa pihaknya kini tengah fokus memperkuat kehadiran Ford di Indonesia. Langkah strategis yang diambil antara lain adalah menambah jaringan diler dan memperluas akses layanan agar merek Ford lebih dekat dengan konsumen.
“Jejak kami di Indonesia masih terbatas, dan itu yang ingin kami perbaiki. Kami akan menambah diler serta memperkuat layanan agar lebih mudah dijangkau,” jelasnya.