Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Ditemukannya Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid di Gedung ACC (Sumber: X/@Indopopbase)

Nasional

Terungkap! Penyebab Kematian Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid, Mahasiswa yang Sempat Hilang Saat Demo DPR

Sabtu 08 Nov 2025, 07:40 WIB

POSKOTA.CO.ID - Kasus hilangnya dua mahasiswa, Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid, akhirnya menemui titik terang. Setelah dinyatakan hilang sejak aksi demonstrasi di depan Gedung DPR pada 29 Agustus 2025, keduanya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di Gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat.

Penemuan ini sontak menghebohkan publik, apalagi setelah hasil pemeriksaan DNA dari Puslabfor Polri memastikan bahwa kerangka yang ditemukan memang milik kedua mahasiswa tersebut.

Awal Penemuan: Dari Renovasi ke Penemuan Mengejutkan

Pada 30 Oktober 2025, tim inspeksi dari PT QIES, vendor pemeriksa bangunan, tengah melakukan pembersihan dan renovasi di Gedung ACC. Saat memeriksa bagian plafon dan ruang penyimpanan, mereka menemukan dua kerangka manusia tertutup puing dan tumpukan barang bekas kebakaran.

Baca Juga: Jadwal Buka Tutup Puncak Bogor Hari Ini 8 November 2025, Cek Lokasi Ganjil Genap

Menurut laporan yang dikutip dari akun X (Twitter) @IndoPopBase, posisi kedua kerangka berada di area yang sama dan tertutup material bangunan yang rusak akibat kebakaran hebat usai demonstrasi.

Polisi kemudian bergerak cepat melakukan identifikasi forensik. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra, menjelaskan bahwa gedung tersebut sempat sulit dijangkau karena masih banyak sisa puing dan bau menyengat dari bekas kebakaran.

“Kondisi di dalam gedung cukup rusak dan tertutup, sehingga tim baru bisa menemukan jenazah setelah dua bulan,” ungkap Roby.

Hasil Autopsi: Tak Ada Tanda Kekerasan, Diduga Terbakar

Setelah proses identifikasi selesai, Brigjen Pol Sumi Hastry Purwanti, Kepala Laboratorium Dokkes Polri, menyampaikan hasil autopsi yang menjadi kunci penjelasan publik.

“Kami menemukan bahwa penyebab kematian kedua korban adalah akibat kebakaran. Tidak ada tanda kekerasan tumpul, luka sayatan, atau indikasi terjatuh,” jelasnya.

Beberapa bagian tubuh seperti tengkorak, tulang panggul, dan tulang panjang masih bisa diidentifikasi. Meski kondisi jenazah rusak parah karena suhu tinggi, hasil forensik memastikan tidak ada unsur penganiayaan.

Temuan ini sedikit meredakan spekulasi liar di media sosial yang sebelumnya menduga adanya kekerasan dalam insiden tersebut.

Respons Warganet: Doa, Duka, dan Pertanyaan

Kabar penemuan Reno dan Farhan menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial. Banyak warganet yang menyampaikan rasa belasungkawa sekaligus keheranan atas lamanya waktu penemuan.

Komentar-komentar haru membanjiri kolom Instagram:

“Yaampun udah 2 bulan yg lalu, alfatihah buat Almarhum,” tulis akun @bang.njullgank.

“Ya Allah, semoga ditempatkan di surga, amin,” ungkap akun @leni.maryanii.

Namun, tak sedikit juga yang mengajukan pertanyaan kritis. Mengapa proses pencarian begitu lama? Bagaimana mungkin dua jasad bisa tidak ditemukan selama berbulan-bulan di lokasi yang sama?

“Jika benar mereka berdua terbakar saat gedung itu terbakar, apakah petugas tidak memeriksa seluruh sudut gedung?” tanya akun @mrx.f.

“Proses kremasi manusia butuh suhu tinggi dan waktu lama, masa bisa hangus begitu cepat?” timpal akun @dandizecson.

Komentar-komentar ini menggambarkan betapa masyarakat kini semakin sadar dan kritis terhadap setiap kejadian publik.

Fakta di Balik Gedung ACC Kwitang

Gedung ACC di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, ternyata memiliki sejarah panjang sebagai salah satu gedung multifungsi yang sering digunakan untuk kegiatan seminar, pertemuan, hingga aksi massa.

Setelah aksi besar pada 29 Agustus 2025, gedung ini mengalami kerusakan berat akibat kebakaran yang dipicu oleh bentrokan massa di sekitar area DPR. Sisa puing, plafon runtuh, dan tumpukan barang membuat proses pencarian di dalam gedung menjadi sangat sulit dan berbahaya.

Menurut petugas, bagian tempat ditemukannya kerangka berada di area belakang yang tertutup besi dan beton. Hal inilah yang menyebabkan bau atau tanda-tanda keberadaan korban tidak terdeteksi lebih awal.

Baca Juga: Obrolan Warteg: Demam Politisi Zohran Mamdani  

Pelajaran dari Kasus Ini

Kasus Reno dan Farhan menjadi pengingat penting tentang keselamatan publik dalam aksi massa, sekaligus pentingnya prosedur pencarian korban yang lebih menyeluruh pasca-bencana atau kerusuhan.

Selain itu, temuan ini menunjukkan bagaimana teknologi forensik DNA berperan besar dalam mengungkap identitas korban, bahkan dalam kondisi jasad yang telah rusak parah.

Publik kini berharap agar hasil penyelidikan tuntas dan keluarga korban mendapat keadilan serta kejelasan yang layak. Bagi banyak orang, kisah ini bukan hanya tragedi, tapi juga pelajaran kemanusiaan: bahwa setiap nyawa yang hilang patut dihargai dan diusut dengan serius.

Kasus penemuan Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid menutup babak panjang pencarian dua mahasiswa yang hilang sejak aksi demo DPR.

Dari proses renovasi gedung, autopsi forensik, hingga reaksi publik, semua menunjukkan betapa kompleksnya peristiwa ini.

Namun satu hal pasti, kisah mereka akan selalu menjadi pengingat penting bahwa setiap aksi sosial memiliki risiko, dan setiap korban layak ditemukan, diidentifikasi, dan dihormati.

Tags:
Hasil autopsi PolriGedung ACC KwitangMahasiswa hilang demo DPRMuhammad Farhan HamidReno Syahputra Dewo

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor