SUKATANI, POSKOTA.CO.ID - Banjir di wilayah Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, berangsur surut seusai empat hari terendam.
Camat Sukatani, Agus Dahlan menjelaskan, banjir disebabkan tanggul jebol hingga luapan Kali Cikarang di Desa Sukamanah, RT 02/RW 05, tidak tertampung, Sabtu, 1 November 2025.
“Alhamdulillah, kondisi saat ini debit air Kali Cikarang sudah mulai agak surut dibanding hari Sabtu dan Minggu kemarin. Untuk yang terdampak itu kurang lebih ada 1.810 kepala keluarga,” kata Agus di Kantor Desa Sukamanah, Rabu, 4 November 2025.
Atas kejadian tersebut, pemerintah setempat langsung berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bekasi dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk memperbaiki tanggul jebol.
Baca Juga: BPBD Bekasi Tetapkan Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi hingga 2026
“Alhamdulillah, dari BNPB pun turun langsung membantu kami. Karena memang sudah sangat banyak warga yang terdampak. Bantuan juga datang dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas berupa logistik serta obat-obatan,” jelas Agus.
Selain itu, ia menyebutkan, Kementerian Sosial turut menyalurkan bantuan berupa selimut, matras, dan veldbed bagi pengungsi.
Agus mengungkapkan, wilayah Sukatani memang kerap dilanda banjir karena berada di bantaran Kali Cikarang. Namun, peristiwa kali ini disebutnya sebagai yang terparah.
Menurutnya, dua wilayah paling terdampak, adalah Desa Sukarukun dan Sukamanah. Penyebab utama banjir di daerah tersebut berasal dari luapan air Kali Cikarang serta jebolnya beberapa titik tanggul di Kali Srengseng Sukatani.
Baca Juga: Angin Kencang Terjang Bekasi, Atap Rumah dan Tenda Hajatan Warga Berterbangan
“Ini yang paling parah sepanjang sejarah. Salah satu penyebabnya, di Bendungan Srengseng Hilir atau BSA 0 sedang ada pengerjaan dari Dinas Bina Marga. Pintu airnya tidak berfungsi, sehingga air dari Kali Cikarang langsung mengalir deras ke Kali Srengseng Hilir,” tutur dia.
Ia menuturkan, jika pintu air berfungsi normal, aliran air ke Sukatani bisa ditutup dan dialihkan ke Kali CBL.
“Tapi kemarin sudah mulai dikerjakan sama Dinas Bina Marga untuk menutup pintu air ke arah Sukatani. Mudah-mudahan secepatnya bisa tertangani dengan kerja sama semua pihak,” katanya.
Meski banjir cukup parah, ia memastikan tidak ada korban jiwa. Namun, sejumlah rumah mengalami kerusakan cukup berat.
“Kalau korban jiwa tidak ada. Tapi waktu tanggul jebol, ada beberapa pagar tembok rumah warga yang roboh,” ucap dia.
Sementara itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan BBWS, Bupati Bekasi, Sekda, dan Kepala Dinas terkait untuk melaksanakan normalisasi kali dan perbaikan tanggul secara permanen.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Bekasi Yang Mana?
“Jangka panjangnya kami fokus ke normalisasi kali dan pengerjaan bantaran agar tanggul lebih kuat,” katanya.
Mengingat kondisi tanggul yang masih rentan jebol, ia berpesan kepada masyarakat agar selalu mengutamakan keselamatan jiwa jika banjir kembali terjadi.
“Kami mengimbau masyarakat untuk utamakan keselamatan jiwa. Kalau air naik lagi dan tanggul jebol, jangan berdiam diri di rumah. Segera cari lokasi aman. Kami sudah siapkan tempat pengungsian di halaman Desa Sukamanah,” kata dia. (cr-3)