POSKOTA.CO.ID - Komet 3I/ATLAS menjadi sorotan dunia astronomi tahun 2025 karena merupakan salah satu dari sedikit komet antarbintang yang pernah melintasi tata surya kita.
Fenomena langka ini sempat dikaitkan dengan keberadaan makhluk luar angkasa, namun penelitian ilmiah membuktikan bahwa komet ini adalah benda langit alami.
Sekilas Tentang Komet 3I/ATLAS
Bayangkan ada sebuah “tamu kosmik” yang datang dari luar lingkungan bintang kita, lalu sekilas melintas di sekitar Matahari, dan pergi lagi menuju ruang antarbintang yang tak berujung. Nah, itulah kira-kira gambaran dari Komet 3I/ATLAS komet antar bintang atau interstellar comet yang kini tengah melintasi tata surya kita.
Baca Juga: Skor Kamera Vivo X300 Pro Pecah Rekor Dunia: Zoom Lebih Tajam dari Samsung dan Huawei
Komet ini ditemukan pada tahun 2025 oleh tim astronom menggunakan sistem Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Hawaii. Ini menjadikannya komet antar bintang ketiga yang pernah terdeteksi oleh manusia, setelah 1I/ʻOumuamua (2017) dan 2I/Borisov (2019).
Menariknya, setiap kali ada penemuan komet antar bintang, selalu muncul spekulasi liar. Ada yang mengira benda ini “kapal alien” atau “probe luar angkasa” yang sengaja dikirim oleh peradaban lain. Tapi, apakah benar begitu?
Asal Usul: Dari Sistem Bintang yang Jauh
Komet antar bintang seperti 3I/ATLAS terbentuk dari sisa material planetesimal di sistem bintang lain — bisa jadi puluhan, ratusan, bahkan ribuan tahun cahaya dari Bumi.
Mereka “terlempar” keluar dari sistem asalnya karena gangguan gravitasi bintang lain. Setelah itu, mereka mengembara bebas di ruang antarbintang hingga akhirnya melintasi sistem tata surya kita.
Fenomena ini sangat langka. Bayangkan saja, selama miliaran tahun umur tata surya, baru tiga kali manusia berhasil mendeteksi objek yang datang dari luar sistem kita. Itu artinya, setiap kali fenomena ini terjadi, astronom di seluruh dunia langsung siaga penuh untuk mempelajari karakteristiknya.
Jalur Orbit dan Titik Terdekat ke Matahari
Berdasarkan perhitungan orbitnya, Komet 3I/ATLAS diperkirakan mencapai titik terdekat atau perihelion pada 29–30 Oktober 2025. Saat itu, jaraknya sekitar 1,4 satuan astronomi (AU) atau kira-kira 210 juta kilometer dari Matahari. Posisi ini sedikit lebih dekat dibanding orbit Mars, tapi tetap lebih jauh dari orbit Bumi.
Sayangnya, karena komet ini berada di sisi Matahari dari perspektif Bumi, pengamat amatir mungkin kesulitan melihatnya secara langsung pada saat perihelion.
Namun, observatorium dan teleskop luar angkasa seperti Hubble atau James Webb Space Telescope (JWST) tetap bisa memantau pergerakannya.
Fakta-Fakta Unik 3I/ATLAS
Mari kita bahas satu per satu beberapa hal menarik yang membuat komet ini begitu spesial di mata ilmuwan.
1. Objek Antar Bintang Sejati
Komet 3I/ATLAS memiliki orbit hiperbolik, artinya lintasannya terbuka seperti huruf “V” besar. Objek dengan orbit seperti ini tidak akan pernah kembali ke tata surya sekali lewat, lalu menghilang selamanya ke ruang antarbintang.
2. Fenomena Anti-Tail
Melalui pengamatan Teleskop Hubble, astronom menemukan sesuatu yang unik: komet ini memiliki fenomena “anti-tail”. Biasanya ekor komet menjauh dari Matahari, tapi 3I/ATLAS justru menunjukkan bagian coma (gas di sekeliling inti) yang tampak melebar ke arah Matahari.
Fenomena ini terjadi karena sublimasi es yang tidak merata di permukaannya — menunjukkan bahwa proses fisik komet ini alami, bukan buatan.
3. Bukti Bahwa Ini Bukan Kapal Alien
Ketika 1I/ʻOumuamua ditemukan pada 2017, banyak orang menduga itu adalah pesawat luar angkasa. Dugaan serupa sempat muncul juga untuk 3I/ATLAS. Namun, ilmuwan Michael Kuppers menegaskan bahwa komet ini menunjukkan aktivitas sublimasi air dan karbon dioksida, tanda bahwa ia benar-benar benda langit alami.
“Tampak seperti komet dan berperilaku seperti komet, tidak ada alasan menganggapnya sesuatu yang lain,” ujar Kuppers dalam wawancaranya dengan The Guardian.
4. Tidak Berbahaya bagi Bumi
Kabar baiknya, lintasan 3I/ATLAS tidak mengarah ke Bumi. Kecepatannya yang luar biasa — ratusan ribu kilometer per jam — membuatnya tidak mungkin tertangkap oleh gravitasi Matahari ataupun planet. Jadi, bisa dipastikan komet ini tidak berpotensi menabrak Bumi atau planet lain.
Mengapa Komet Antar Bintang Penting untuk Diteliti?
Bagi ilmuwan, setiap komet antar bintang adalah “kapsul waktu” yang membawa informasi dari sistem bintang lain. Material pembentuknya bisa memberi petunjuk tentang bagaimana planet dan bintang terbentuk di galaksi lain.
Selain itu, dengan mempelajari kandungan gas, debu, dan esnya, astronom bisa membandingkan apakah unsur kimia penyusun tata surya kita mirip dengan sistem lain. Hal ini bisa menjawab pertanyaan besar: Apakah kehidupan bisa muncul di tempat lain di galaksi ini?
Baca Juga: Daftar Apk Penghasil Saldo DANA Gratis Hasilkan Cuan Rp100.000 Langsung Cair ke Dompet Elektronik
Melihatnya dari Bumi: Apakah Bisa?
Untuk pengamat biasa, peluang melihat 3I/ATLAS dengan mata telanjang sangat kecil karena posisinya yang tidak ideal. Namun, teleskop amatir berdiameter besar mungkin masih bisa menangkap cahaya samar komet ini sebelum atau sesudah perihelion tergantung kondisi cuaca dan cahaya langit.
Jika kamu hobi astrofotografi, waktu terbaik untuk mencoba mengamatinya adalah akhir Oktober hingga pertengahan November 2025, terutama di wilayah dengan langit sangat gelap dan bebas polusi cahaya.
Komet 3I/ATLAS bukanlah “kapal alien”, melainkan bukti nyata betapa dinamis dan luasnya alam semesta. Ia hanyalah salah satu dari banyak objek pengembara yang melintasi galaksi, membawa kisah dari tempat yang mungkin tak akan pernah bisa kita kunjungi.
Fenomena seperti ini mengingatkan kita bahwa tata surya hanyalah bagian kecil dari ruang angkasa yang luas. Setiap kali “tamu kosmik” seperti ini datang, kita diberi kesempatan langka untuk belajar tentang asal usul kita, tentang bintang-bintang, dan mungkin... tentang potensi kehidupan di luar sana.