POSKOTA.CO.ID - Karier Mees Hilgers, bek keturunan Indonesia yang kini memperkuat Timnas Garuda, tengah menghadapi fase tersulit sejak meniti karier profesional di Belanda.
Setelah “dibekukan” oleh FC Twente karena menolak memperpanjang kontraknya, harapan baru sempat muncul ketika NEC Nijmegen tertarik menampungnya pada bursa transfer musim dingin 2025/2026.
Namun, langkah penyelamatan itu kini di ambang kegagalan akibat satu syarat kontroversial yang diajukan pihak Twente.
Pesan Misterius: “Heart of Home”
Pada Selasa, 29 Oktober 2025, Hilgers muncul lewat unggahan Instagram yang membuat para penggemar terharu.
Baca Juga: Calvin Verdonk Buktikan Kualitasnya di Eropa, Dapat Pujian Setinggi Langit dari Media Prancis
Ia membagikan potret dirinya mengenakan seragam latihan Timnas Indonesia disertai tulisan “Heart of Home”.
Kalimat singkat itu sontak ditafsirkan sebagai bentuk kerinduannya terhadap lapangan hijau dan skuad Garuda, setelah absen membela Indonesia di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 akibat konflik dengan klub.
Masalah Berawal dari Kontrak yang Mandek
Sumber masalah dimulai ketika Hilgers menolak tawaran perpanjangan kontrak dari FC Twente yang akan berakhir pada Juni 2026. Sang pemain disebut ingin mencari tantangan baru dan kemungkinan pindah secara bebas (free transfer) di akhir musim.
Namun, keputusan tersebut berujung pada pembekuan dari skuad utama. Twente menerapkan kebijakan tegas: pemain yang tidak memperpanjang kontrak tidak akan mendapat menit bermain sama sekali.
NEC Nijmegen Datang Menyelamatkan
Melihat potensi Hilgers yang masih sangat besar, NEC Nijmegen klub Eredivisie yang juga pernah diperkuat Calvin Verdonk mencoba menampungnya.
Direktur Teknik NEC, Carlos Aalbers, bahkan sudah menyatakan secara terbuka bahwa Hilgers sangat cocok dengan sistem permainan klubnya yang menggunakan formasi tiga bek tengah.
“Mees akan ideal di sisi kanan pertahanan kami,” ujar Aalbers kepada media Belanda, Twente Fans.
Syarat “Jebakan” dari Twente
Sayangnya, upaya negosiasi tak berjalan mulus. Aalbers mengonfirmasi bahwa FC Twente hanya bersedia melepas Hilgers jika ia terlebih dahulu memperpanjang kontraknya.
Baca Juga: Awal Cemerlang Calvin Verdonk di Prancis, Bruno Genesio Angkat Bicara
Syarat itu dianggap mustahil, karena jika Hilgers menandatangani perpanjangan kontrak, Twente bisa menaikkan harga jualnya dan membuat NEC tak sanggup membayar biaya transfer.
“Jika ia memperpanjang kontrak, maka nilai transfernya melonjak drastis. Itu seperti jebakan yang membuat kami tidak bisa melangkah,” keluh Aalbers.
Terjebak dalam ‘Penjara Profesional’
Kondisi ini membuat Hilgers berada dalam situasi “Catch-22”: tidak diinginkan oleh klub, namun juga tidak bisa pindah.
Ia terjebak di tengah sistem kontrak yang menekan, membuatnya kehilangan menit bermain dan risiko menurun performanya menjelang laga-laga penting bersama Timnas Indonesia.
Banyak pihak menilai FC Twente terlalu keras, sementara fans Indonesia menyerukan dukungan agar Hilgers segera mendapat jalan keluar dari konflik ini.
Situasi ini menjadi contoh nyata betapa rumitnya dunia sepak bola profesional modern, di mana klausul kontrak dan kebijakan klub bisa mengancam karier seorang pemain yang hanya ingin bermain dan berkembang.