GAMBIR, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta terus meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi musim hujan yang berpotensi menimbulkan curah hujan tinggi dan genangan di beberapa wilayah.
Melalui sinergi lintas perangkat daerah, berbagai langkah antisipatif dan mitigatif terus dilakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan warga Jakarta.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan, upaya mitigasi dilakukan secara menyeluruh mulai dari penyiagaan pompa, pengerukan badan air, hingga optimalisasi sistem drainase dan waduk.
Dia menegaskan, pihaknya tidak menunggu banjir datang, melainkan sejak awal Oktober, seluruh perangkat daerah sudah bergerak menyiapkan sarana dan prasarana pengendalian banjir.
Baca Juga: AI Campus Telkom Hadir di Universitas Negeri Padang, Siap Cetak Talenta Digital Terbaik
"Penyiagaan pompa, pengerukan, dan pemeliharaan saluran air terus dilakukan agar sistem drainase bekerja optimal,” ujar Isnawa, dalam keterangannya, Selasa, 28 Oktober 2025.
Berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta per 17 Oktober 2025, terdapat 560 unit pompa stasioner di 191 lokasi dan 627 unit pompa mobile yang disiagakan di lima wilayah kota administrasi. Selain itu, sebanyak 3.908 personel pasukan biru DSDA disiagakan di lapangan.
Selain upaya teknis, Pemprov Jakarta juga menerapkan Nature-Based Solutions (NBS) atau pendekatan berbasis alam dalam pembangunan waduk dan embung untuk memperkuat fungsi ekologis pengendalian air. Di sisi lain, BPBD Jakarta memperkuat sistem peringatan dini (early warning system) serta memastikan informasi cuaca.
“Kesiapsiagaan adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah menyiapkan infrastruktur dan sistem, sementara masyarakat perlu berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah ke saluran air, serta tanggap terhadap peringatan dini. Dengan sinergi ini, kita wujudkan Jakarta yang tangguh menghadapi musim hujan,” jelas Isnawa.
Kepala DSDA Ika Agustin Ningrum, menyampaikan bahwa upaya lain yang dilakukan adalah pengerukan waduk, situ, embung, serta sungai dan saluran penghubung (PHB) untuk meningkatkan daya tampung dan memperlancar aliran air. Total volume pengerukan hingga pertengahan Oktober mencapai 704.523 meter kubik yang tersebar di 1.788 titik di seluruh wilayah Jakarta.
"Dinas SDA juga menurunkan 258 unit excavator dan 449 unit dump truck guna mempercepat proses pengerukan dan pengangkutan sedimentasi," ucap Ika.