POSKOTA.CO.ID - Setelah sempat viral karena menantang eks Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, nama Salsa Erwina Hutagalung kembali trending di X, pada Senin, 27 Oktober 2025.
Aksinya kala itu dinilai berani dan mewakili suara publik yang merasa tersinggung dengan ucapan Sahroni mengenai pihak yang ingin membubarkan DPR disebut sebagai “orang tolol”.
Lewat akun Instagram pribadinya, @salsaer, ia menuliskan pernyataan tegas yang langsung menuai perhatian warganet.
Namun kali ini, bukan karena pernyataan lantangnya, melainkan karena dugaan keterlibatan profesionalnya dalam proyek energi nasional yang melibatkan kerja sama antara Indonesia dan Denmark.
Isu ini sontak memunculkan berbagai spekulasi di kalangan netizen, mulai dari dugaan konflik kepentingan hingga potensi adanya agenda terselubung di balik sikap kritisnya terhadap pemerintah dan DPR.
Lantas, kenapa Salsa Erwina trending di X? Apakah benar Salsa Erwina punya motif tersembunyi?
Baca Juga: Lirik Lagu Usai di Sini Raisa, Viral Setelah Isu Bercerai dari Hamish Daud
Kenapa Salsa Erwina Trending Lagi di X?
Sejumlah akun X mulai mengangkat nama Salsa Erwina setelah menemukan keterkaitannya dengan perusahaan energi global asal Denmark, Vestas.
Dalam beberapa unggahan, warganet menyoroti peran Salsa di perusahaan tersebut, yang diketahui tengah bekerja sama dengan PLN Nusantara Power dan Kementerian ESDM dalam pengembangan proyek energi hijau.
"Menarik ya, Salsa Erwina @Salsaer ternyata kerja di Vestas, perusahaan turbin angin asal Denmark yg lagi kolab sama Kemen ESDM dan PLN. Kok nyerang pemerintah & DPR terus akhir-akhir ini? Jangan-jangan ‘narasi kritis’-nya bagian dari strategi bisnis juga?," tulis akun X @nega**** seperti dikutip Poskota.co.id.
Unggahan lain dengan nada serupa juga menambahkan mengenai dugaan keterlibatan dirinya.
"Indonesia dan Denmark sepakat kerja sama energi angin antara PLN & Vestas. Yg menarik, salah satu sosok vokal pengkritik DPR, Salsa Erwina @Salsaer, juga berkarier di Vestas, perusahaan energi angin asal Denmark. Kebetulankah? Atau memang anginnya lagi berhembus ke arah yg sama?," jelas akun @Nay****.
Tak berhenti di situ, akun lain bahkan menyindir posisi Salsa di perusahaan tersebut.
"Salsa Erwina di Vestas ngaku strategy manager, tapi kok vibes-nya lebih ke lobi-lobi proyek biar Bahlil happy? Spill dong, strateginya buat ngamanin kontrak apa bikin drama di DPR?," tambah @Reb****.
Unggahan-unggahan bernada satire tersebut kemudian viral dan memancing perdebatan luas.
Baca Juga: Siapa Salsa Erwina? Ini Riwayat Pendidikan dan Sosok Perempuan yang Ajak Debat Ahmad Sahroni
Seperti diketahui, Salsa Erwina bekerja di Vestas, perusahaan energi terbarukan asal Denmark yang bergerak di bidang turbin angin dan solusi energi hijau.
Ia menempati posisi strategis di divisi Strategy to Execution, salah satu unit penting yang berperan dalam pengembangan strategi bisnis global perusahaan.
Selain berkarier di luar negeri, Salsa juga dikenal aktif sebagai diaspora Indonesia di Aarhus, Denmark.
Dirinya kerap menyuarakan pandangan kritis terhadap dinamika sosial dan politik di Indonesia melalui media sosial pribadinya.
Lulusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2014 ini juga sempat dikenal publik saat dengan berani menantang Ahmad Sahroni berdebat soal pernyataannya yang dinilai merendahkan rakyat.
Vestas Wind Systems A/S sendiri merupakan perusahaan asal Denmark yang berdiri sejak 1945 dan kini beroperasi di lebih dari 80 negara di seluruh dunia.
Perusahaan ini dikenal sebagai pemimpin global dalam energi angin dan berperan penting dalam upaya transisi energi bersih di banyak negara.
Di Indonesia, Vestas tengah menjalin kerja sama strategis dengan PLN Nusantara Power dalam proyek pengembangan energi angin dan turbin hijau, yang menjadi bagian dari inisiatif transisi energi nasional yang didukung oleh Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi.
Kerja sama tersebut disebut-sebut bernilai triliunan rupiah dan menjadi bagian dari agenda besar pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil serta menuju target Net Zero Emission 2060.