POSKOTA.CO.ID - Nama Thalita Kusuma Sandra, mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menjadi bahan perbincangan panas di media sosial setelah unggahan lawas di platform Threads kembali mencuat.
Dalam unggahan itu, Thalita yang disebut sebagai penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) dituding menjalani gaya hidup mewah dan bahkan bekerja sampingan sebagai “ani-ani” atau wanita simpanan.
Isu ini bermula dari postingan akun @san.dykala pada 19 April 2025 yang menandai akun resmi UNS dan BEM universitas.
“@uns.official @unsgo @bemuns @uns.cantik, please help us, is this your student? Penerima KIPK tapi part time ani-ani. Thalita Kusuma Sandra, mahasiswi jurusan Bisnis Digital angkatan 2023,” tulis unggahan tersebut.
Baca Juga: Siapa Suami Magisha Afryea Thohir? Ini Sosok Pasangan Putri Erick Thohir yang Resmi Menikah
Unggahan itu menyoroti kontras antara status Thalita sebagai penerima KIPK beasiswa yang diperuntukkan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu dengan gaya hidupnya yang tampak glamor di media sosial.
“Gaya hidup hedon padahal penerima bantuan, ternyata part time ani-ani setelah perkuliahan,” lanjut akun tersebut.
Profil Singkat Thalita Kusuma Sandra
- Kampus: Universitas Sebelas Maret (UNS)
- Jurusan: Bisnis Digital
- Angkatan: 2023
Publik Desak Investigasi dari UNS
Meski unggahan tersebut sudah berbulan-bulan lalu, kini isu itu kembali viral dan menuai perhatian luas.
Banyak warganet mendesak pihak universitas untuk menindaklanjuti dan memastikan kebenaran informasi tersebut.
“Saya bantu up ke bagian akademik ya kak, biar bisa di kroscek,” tulis salah satu pengguna di kolom komentar.
Baca Juga: Lintang Siapa? Namanya Terseret Isu Orang Ketiga DJ Bravy dan Erika Carlina
Sampai saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak UNS maupun identitas jelas mengenai orang tua Thalita.
Kasus ini memunculkan kembali perdebatan publik tentang efektivitas dan pengawasan terhadap program beasiswa pemerintah, khususnya agar bantuan pendidikan seperti KIPK benar-benar tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oleh penerimanya.