Kronologi Lengkap Kasus Pramugari Eva Air Meninggal: Fakta di Balik Maskapai Asal Taiwan yang Jadi Sorotan Dunia (Sumber: Dok/Eva Air)

Nasional

Eva Air dari Negara Mana? Inilah Profil Lengkap Maskapai dan Misteri di Balik Pramugari yang Meninggal Mendadak

Minggu 19 Okt 2025, 13:38 WIB

POSKOTA.CO.ID - Kasus meninggalnya seorang pramugari Eva Air baru-baru ini menjadi pusat perhatian global. Bukan sekadar kisah duka, tragedi ini membuka percakapan luas tentang kesejahteraan pekerja di industri penerbangan internasional, khususnya terkait tekanan kerja dan kebijakan korporasi.

Reaksi publik makin memanas setelah pihak maskapai disebut meminta dokumen cuti kepada keluarga mendiang, bahkan setelah sang pramugari wafat.

Fenomena ini bukan hanya memantik amarah, tetapi juga menyoroti standar etika dan tanggung jawab sosial perusahaan di sektor transportasi udara.

Namun, sebelum menelisik lebih dalam kasus yang mengguncang ini, penting untuk mengenal lebih jauh Eva Air maskapai asal Taiwan yang selama ini dikenal berstandar layanan bintang lima dan menjadi simbol kemewahan dalam dunia penerbangan Asia Timur.

Baca Juga: Tarik Saldo DANA Gratis Rp119.000 dari Aplikasi Wild Coin, Klaim Uang Mu Sekarang!

Eva Air: Profil dan Sejarah Singkat Maskapai Premium Taiwan

Eva Air merupakan maskapai nasional asal Taiwan, beroperasi di bawah Evergreen Group, konglomerasi besar di bidang logistik dan pelayaran global. Didirikan pada 8 Maret 1989 dan resmi beroperasi pada 1 Juli 1991, Eva Air menjadikan Bandara Internasional Taoyuan di Kota Taoyuan sebagai pusat operasinya.

Maskapai ini dikenal luas dengan moto “Sharing the World, Flying Together”, yang mencerminkan komitmen menghadirkan penerbangan aman, nyaman, dan ramah bagi setiap penumpang.

Eva Air melayani lebih dari 40 destinasi lintas benua—mulai dari Asia, Amerika Utara, Eropa, hingga Australia—dan diakui oleh Skytrax sebagai salah satu maskapai berbintang lima. Selain itu, Eva Air juga merupakan anggota Star Alliance, jaringan maskapai terbesar dunia yang memudahkan penumpang mengumpulkan serta menukar mileage antar maskapai anggota.

Informasi Singkat Eva Air

Eva Air juga dikenal sebagai pelopor kelas ekonomi premium—diperkenalkan pada tahun 1991 dengan nama Elite Class—yang memberikan kenyamanan ekstra tanpa harus membayar harga setara kelas bisnis. Inovasi ini bahkan menjadi model yang kemudian diadopsi berbagai maskapai global.

Kasus Viral Pramugari Eva Air: Antara Duka dan Kritik Publik

Kabar meninggalnya seorang pramugari Eva Air berusia 34 tahun bermarga Sun mengejutkan publik Taiwan dan dunia. Sun dikabarkan meninggal pada 8 Oktober 2025, setelah sebelumnya jatuh sakit saat bertugas dalam penerbangan dari Milan menuju Taiwan pada 24 September 2025.

Ia sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Cina, Taichung, sebelum akhirnya berpulang. Namun, pesan dari pihak maskapai kepada keluarga korban yang menanyakan dokumen cuti almarhumah memantik kemarahan publik.

Keluarga merespons dengan mengirimkan akta kematian Sun, dan kisah ini kemudian menyebar luas di media sosial, menimbulkan gelombang simpati sekaligus kritik terhadap kebijakan internal Eva Air.

Menanggapi situasi tersebut, Presiden Eva Air, Sun Chia-Ming, menyampaikan permintaan maaf resmi kepada publik dan menyebut wafatnya Sun sebagai “duka mendalam bagi seluruh keluarga besar Eva Air.”

Ia juga menegaskan bahwa manajemen akan melakukan penyelidikan menyeluruh atas kesalahan administratif dan memperkuat komitmen terhadap perlindungan kesejahteraan awak kabin di masa mendatang.

Baca Juga: Rumah Tangga di Ujung Tanduk, Erin Ancam Ungkap Bukti Pengkhianatan Andre Taulany

Spekulasi Penyebab dan Tekanan Kerja di Balik Tragedi

Banyak pengguna media sosial menduga bahwa beban kerja berlebihan mungkin menjadi faktor penyebab utama. Berdasarkan catatan enam bulan terakhir, Sun diketahui memiliki jam terbang rata-rata 75 jam per bulan, yang sebenarnya masih dalam batas regulasi penerbangan Taiwan. Namun, beberapa rekan kerja anonim menyebutkan bahwa Sun tetap diminta bekerja meski dalam kondisi tidak sehat.

Dugaan inilah yang memicu spekulasi bahwa tekanan kerja berlebih dan kurangnya kebijakan cuti medis yang fleksibel berkontribusi terhadap penurunan kesehatannya.

Pihak otoritas Taiwan dan manajemen Eva Air kini tengah menyelidiki kasus ini lebih dalam, termasuk kemungkinan pelanggaran prosedur medis internal dan hak karyawan.

Hingga saat ini, penyebab kematian Sun belum diumumkan secara resmi oleh rumah sakit, sementara publik masih menunggu hasil investigasi lengkap.

Bagi penumpang asal Indonesia, Eva Air beroperasi melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Terminal 3 (T3), Konter D1–D6.
Pihak maskapai menyarankan penumpang untuk datang lebih awal guna menghindari antrean dan keterlambatan proses check-in, terutama untuk rute long-haul menuju Taipei dan Amerika Utara.

Kasus ini bukan hanya tentang kelalaian administratif, tetapi juga refleksi atas dinamika kesejahteraan tenaga kerja global di sektor penerbangan. Dalam industri yang identik dengan profesionalisme dan kemewahan, kisah ini menjadi peringatan bahwa kesehatan dan empati harus tetap menjadi prioritas utama.

Tragedi ini mengingatkan publik bahwa di balik senyum pramugari dan pelayanan prima, terdapat beban fisik dan emosional yang besar sebuah sisi manusiawi yang kerap terabaikan dalam sistem korporasi modern.

Tags:
Profil dan sejarah Eva AirMaskapai asal Taiwan Eva AirKasus pramugari Eva Air meninggal duniaEva Air

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor