POSKOTA.CO.ID - Suasana panas Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) sudah dinantikan. Laga big match lanjutan Super League 2026/2026 antara Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta pada Sabtu, 18 Oktober 2025, bukan sekadar pertarungan tiga poin biasa.
Bagi Persija, ini adalah misi penebusan "utang" dan penghentian laju negatif. Sebaliknya, Persebaya bertekad mempertahankan tren positif mereka di kandang sendiri.
Motivasi tim Macan Kemayoran untuk meraih kemenangan di markas lawan bebuyutannya dibumbui rasa tanggung jawab besar.
Gelandang Persija, Fabio Calonego, secara terbuka mengakui bahwa timnya memiliki janji yang harus dibayar kepada para suporter setia. "Persiapan kami berjalan dengan baik selama satu pekan terakhir.
Baca Juga: Jadwal Kick Off Persebaya vs Persija di Super League Hari Ini, Streaming di Vidio
Dalam periode itu, kami banyak berdiskusi dan bekerja untuk menampilkan permainan yang lebih baik. Kami menyadari bahwa pada laga sebelumnya kami belum meraih hasil maksimal.
Itu menjadi tanggung jawab sekaligus utang kami kepada para suporter," ucap Calonego dikutip dari situs resmi Persija, Jumat, 17 Oktober 2025. Pernyataan ini menjadi dasar semangat tim yang ingin bangkit dari keterpurukan.
Grafik Turun, Tekanan Naik
Kondisi kedua tim menjelang laga ini bagai dua kutub yang berlawanan. Persija, yang sempat memulai musim dengan apik, mengalami penurunan performa yang signifikan.
Dua kekalahan beruntun dari PSM Makassar dan Borneo FC membuat mereka hanya mampu meraih satu kemenangan dalam lima laga terakhir.
Sebaliknya, Persebaya sedang dalam kepercayaan diri tinggi dengan torehan tiga kemenangan dalam lima laga terakhir di Super League.
Peta klasemen sementara semakin memanaskan duel ini; Persija di peringkat keempat dengan 11 poin, sementara Persebaya mengintip dari posisi keenam dengan selisih satu poin.
Baca Juga: Big Match! Jadwal Kick-Off Persebaya Surabaya vs Persija Jakarta di BRI Super League 2025/2026
Pembiasaan dengan Tekanan
Di tengah bayang-bayang tekanan yang menghinggapi timnya, sang arsitek, Mauricio Souza, justru tampil tenang. Pelatih asal Brasil tersebut tidak memandang tekanan sebagai beban, melainkan sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan pesepak bola.
Dalam sebuah kesempatan, Souza berfilosofi, "Bermain sepak bola adalah hak istimewa. Jika seseorang merasa tidak tahan dengan tekanan yang ada di sepakbola, maka ia sebaiknya tidak bermain sepakbola. Pemain harus terbiasa dengan tekanan kalau ingin sukses." Ia menambahkan, "Tekanan merupakan bagian dari sepakbola.
Di mana-mana pasti akan ada tekanan. Menurut saya, tekanan sebenarnya adalah bekerja keras setiap minggu hanya untuk memberi makan keluarga. Itu tekanan menurut saya." Pendekatannya yang santai diharapkan dapat meredakan ketegangan di ruang ganti.
Persiapan Matang dan Kehadiran Mantan Timnas
Souza memastikan bahwa persiapan timnya telah matang, meski sempat terganggu oleh pemanggilan pemain ke tim nasional. "Kami menjalani satu minggu persiapan yang baik.
Beberapa pemain sempat bergabung dengan tim nasional dan baru kembali pada Selasa, 14 Oktober, Meski begitu, kami tetap percaya diri menghadapi pertandingan dengan kondisi yang baik," tuturnya.
Kabar gembira datang dari kesiapan Rizky Ridho dan Jordi Amat yang telah kembali dan siap dipercaya. Sementara dari kubu Calonego, tekad sudah bulat. "Kami sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin agar bisa mendapatkan hasil maksimal pada pertandingan nanti," ucapnya, berharap bisa membalikkan kondisi.
Pertarungan di GBT nanti akan menjadi ujian nyata mentalitas Persija. Di satu sisi, ada "utang" dan tekanan untuk kembali ke jalur kemenangan.
Di sisi lain, ada ketenangan sang pelatih yang percaya bahwa tekanan adalah bumbu dari sepak bola. Apakah Macan Kemayoran akan sukses menebus janji dan mengamankan tiga poin, atau justru Bajul Ijo yang akan terus memanjakan suporter kandang dengan performa apik mereka? Semua jawabannya akan terungkap di Surabaya.