BEKASI TIMUR, POSKOTA.CO.ID - Harga sejumlah kebutuhan di Pasar Baru, Bekasi Timur, Kota Bekasi, terpantau masih mahal, salah satunya daging ayam broiler.
Meski turun dibandingkan sebelumnya, harga daging ayam potong saat ini, tergolong masih mahal di kisaran Rp30-35 ribu per kilogram.
Pantauan Poskota di Pasar Baru Bekasi Timur, untuk harga ayam broiler hidup Rp30 ribu per kilogram dan Rp35 ribu untuk ayam yang sudah dipotong.
Imas, 50 tahun, pedagang ayam di pasar tersebut, mengaku kondisi itu membuat para pedagang kewalahan.
Baca Juga: Dinas KPKP Ungkap Penyebab Harga Daging Ayam di Jakarta Naik Drastis
Sebab, harga ayam saat ini masih mahal dibandingkan sebelumnya yang berkisar Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram, atau kini naik hampir 40 persen.
“Udah hampir dua bulan kayak gini. Sekarang harga ayam yang hidup sudah Rp30 ribu sekilonya. Yang udah dipotong harganya Rp35 ribu,” ujar Imas saat ditemui di lapaknya, Selasa, 7 Oktober 2025.
Menurutnya, kenaikan harga kebutuhan tak hanya terjadi pada ayam, tapi juga pada komoditas lain seperti telur, sayuran, dan beras.
Ia menduga lonjakan harga mulai terjadi sejak program Makanan Bergizi Gratis (MBG) berjalan di Kota Bekasi.
“Kayaknya semenjak itu (program MBG). Kalau sudah di harga Rp30 ribu, enggak sanggup lah. Pembelinya juga enggak ada sama sekali. Pendapatan juga bukan menurun lagi, tapi turun drastis,” keluhnya.
Imas menilai, kenaikan harga yang terjadi kali ini tidak wajar karena tidak bertepatan dengan momen besar seperti hari raya.
“Kalau harga biasanya naik saat mendekati hari raya. Makanya ini saya heran, ada apa gitu kok bisa naik tinggi begini,” ujarnya.
Meski begitu, Imas masih bertahan berdagang karena memiliki pelanggan tetap. Ia menyebut banyak rekan pedagang yang memilih berhenti karena tidak lagi mendapat keuntungan.
“Saya masih bertahan di sini karena langganan masih banyak yang beli, karena udah lama jualan juga. Pedagang kaki lima juga sekarang pada sepi semua,” tambahnya.
Ia menyebut pendapatannya turun hingga 80 persen akibat kenaikan harga dan sepinya pembeli.
Baca Juga: Harga Daging Ayam Naik, Omzet Pedagang di Pasar Kebayoran Malah Turun 50 Persen
“Sekarang pemasukan cuma 20 persen dari biasanya. Harapannya mah stabil aja harga. Pemerintah juga harus lihat situasi pasar gimana. Kalau pembelinya banyak mah enggak jadi masalah harga naik. Ini situasi pasarnya aja sepi,” keluhnya.
Senada, Bambang 52 tahun, pedagang ayam lainnya, juga mengaku omsetnya menurun drastis. Ia menilai, selain kenaikan harga, pergeseran pola belanja masyarakat turut mempengaruhi pasar tradisional.
“Saat ini kondisi pasar tradisional udah enggak kaya dulu lagi. Pembeli pada kabur dan beralih ke online. Katanya lebih praktis. Kalau bukan karena pelanggan tetap, mungkin udah jarang yang belanja,” ujar Bambang.
Ia berharap pemerintah turun tangan melakukan inspeksi mendadak (sidak) atau memberi perhatian lebih kepada pedagang kecil.
“Kalau kenaikannya terus berlanjut, paling enggak ada sidak lah dari pemerintah. Sesekali kasih perhatian kami yang pedagang kecil. Kalau bukan dari dagang, kami mau cari uang ke mana?” jelasnya.