POSKOTA.CO.ID - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution menjadi sorotan publik pasca videonya saat merazia truk berpelat BL asal Aceh yang melintas di Kabupaten Langkat, Sumut, menjadi viral di media sosial.
Potongan video memvisualkan Bobby meminta sopir truk memberi tahu bosnya agar mengganti pelat nomor truk dari BL menjadi BK atau BB (wilayah Sumut), jika beroperasi di Sumut.
Beragam komentar bermunculan yang menuai kontroversi. Mencuat penilaian tindakan tersebut mencerminkan diskriminasi sehingga dikhawatirkan menimbulkan kegaduhan.
“Kembali terulang,potongan video yang diunggah via media sosial menjadi viral dengan beragam tafsirnya,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Menelisik Bursa Calon Kapolri
“Meski potongan, namun video itu gambaran visual atas sebuah peristiwa nyata adanya seperti terlihat dalam tangkapan layar yang beredar. Tafsir pun akan bersumber dari tangkapan layar yang terlihat,” kata Yudi.
“Tetapi yang namanya tafsir tentu akan beragam,” kata Heri.
“Itu pasti, tetapi inti persoalan tidak akan jauh dari apa yang terlihat soal penghentian – ada yang menafsirkan razia truk berpelat BL. Adanya permintaan agar mengganti pelat kendaraan ke wilayah Sumut, jika perusahaan berdomisili dan beroperasi di Sumut. Ini yang menuai kontroversi,” jelas mas Bro.
“Akan menimbulkan lebih banyak lagi pertanyaan publik, jika yang dirazia hanya truk berpelat BL ya. Ada apa ini sebenarnya?,” kata Yudi.
“Jika itu yang terjadi, publik akan merangkum narasi dengan merangkaikan peristiwa sebelumnya soal sengketa 4 pulau antara Sumut dengan Aceh. Meski kini tak ada lagi persoalan, tetapi ingatan publik belum sepenuhnya pudar bagaimana sengketa itu terjadi,” kata Heri.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Peringatan Penting, Amalan Lebih Utama
“Kabarnya, Gubernur Sumut, Bobby Nasution sudah memberikan klarifikasi terkait video yang viral yang penuh kontroversi itu,” ujar Yudi.
Seperti diberitakan, Gubernur Bobby menegaskan bahwa penyetopan yang dilakukan bukan untuk merazia kendaraan berpelat BL, melainkan menegur sejumlah truk yang saat itu melintas dengan tonase berlebih. Ada tiga truk, satu di antaranya berpelat BL.
Terhadap truk berpelat BL, Bobby menyebut hanya meminta sopir untuk menyampaikan kepada pemilik perusahaan agar mengganti kendaraan operasional mereka dengan pelat lokal Sumut, jika perusahaan tersebut berdomisil maupun beroperasi di wilayah Sumut.
“Berarti klir dong, karena sudah ada klarifikasi, setidaknya ada alasan mengapa penyetopan dilakukan. Juga ada alasan mengapa perlu mengganti pelat kendaraan,” jelas Heri.
“Boleh jadi demikian, tetapi akankah mengembalikan citra, itu semuanya tergantung penilaian publik. Yang jelas, sudah terlanjur viral..” ujar Yudi. (Joko Lestari)