MENTENG, POSKOTA.CO.ID - Yayasan Riset dan Pelatihan Respirasi Indonesia (RPRI) resmi meluncurkan Upskill TB, sebuah platform pembelajaran digital untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam penanganan Tuberkulosis Resisten Obat (TB RO).
Melalui program Aplikasi Upskill TB, pemerintah mulai menerapkan regimen baru yang dinilai lebih efektif, murah, dan singkat.
“Dalam upaya menurunkan angka TB, kita berhadapan dengan berbagai macam hal di masyarakat. Salah satunya adalah TB resisten obat atau TB yang tidak bisa diobati dengan obat standar,” ujar Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono, usai menghadiri peluncuran Upskill TB, di Hotel Park Hyatt, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Oktober 2025.
Danten menilai, kasus TB resisten obat itu sering terjadi akibat pasien menghentikan pengobatan di tengah proses pengobatan. Sehingga langkah pasien tersebut memicu atau membuat obat menjadi tidak lagi efektif. Maka diharapkan terobosan Upskill TB dapat memberikan solusi untuk pasien.
“Kalau tadinya dengan regimen lama biayanya per orang mencapai Rp120 juta sampai selesai. Dengan pengobatan baru itu hanya sekitar Rp9 juta per orang,” ucap Dante.
Menurut Dante, tingkat keberhasilan pengobatan TB resisten obat saat ini baru sekitar 59 persen. Dengan terapi yang lebih singkat, tingkat kepatuhan pasien diharapkan meningkat signifikan.
Mengingat, saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TB dan TB RO tertinggi di dunia. Pada 2024, dari estimasi 30.000 kasus TB RO, hanya 12.128 yang tercatat, dan dari jumlah itu hanya 9.573 pasien yang memulai pengobatan.
Baca Juga: Hari Tuberkulosis Sedunia Diperingati 24 Maret
“Saya mendapatkan informasi dari Prof. Erlina dan TB Alliance, kita akan memulai clinical trial baru untuk pengobatan hanya satu bulan saja. Uji klinis ini akan dimulai pada 2027 dan ditargetkan selesai 2029, sehingga nanti kita bisa mengobati TB resisten obat hanya dengan waktu satu bulan,” beber Dante.
Direktur RPRI, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K), menyampaikan, salah satu terobosan pengobatan TB RO adalah paduan obat BPaL/M yang telah direkomendasikan WHO sejak akhir 2022.
Obat tersebut mulai diimplementasikan secara luas di Indonesia sejak Agustus 2023. Rejimen ini menawarkan pengobatan yang lebih singkat, hanya enam bulan, dengan efek samping yang lebih ringan dan tingkat kesembuhan yang lebih tinggi.
“Selama bertahun-tahun, pasien TB resisten obat harus menjalani pengobatan panjang dengan banyak obat dan efek samping yang berat. Bahkan hingga 18 bulan dengan jumlah obat yang sangat banyak, bisa sampai 20 tablet per hari, sehingga banyak yang akhirnya putus berobat," ucap Erlina.
Lebih lanjut, Erlina menegaskan, bahwa panduan baru BPaL/M menjadi titik balik, hanya enam bulan, tanpa suntikan, dengan tingkat kesembuhan lebih tinggi.
Namun, implementasinya belum merata dan pelatihan tenaga kesehatan masih terbatas. Karena itu, kami meluncurkan Upskill TB sebagai solusi, agar tidak ada pasien yang tertinggal dari akses pengobatan terbaik.
Upskill TB dikembangkan sebagai platform digital yang fleksibel, dapat diakses kapan saja dan di mana saja, dan dilengkapi dengan modul pembelajaran terstruktur, kuliah dari para ahli TB, studi kasus interaktif, serta forum diskusi sejawat.
Platform ini tidak hanya ditujukan bagi dokter, perawat, dan apoteker, tetapi juga terbuka untuk mahasiswa, pemangku kebijakan, dan komunitas TB, guna memperkuat kesiapan sistem kesehatan Indonesia dalam menangani TB RO secara menyeluruh.
"Platform Upskill TB dapat diakses melalui situs resmi UpskillTB.org dan diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam percepatan eliminasi TB RO di Indonesia," jelas Erlina.