JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Langit di atas Ibu Kota DKI Jakarta pagi ini, Selasa, 1 Oktober 2025, bergemuruh dengan deru mesin puluhan pesawat tempur, angkut, dan helikopter.
Fenomena yang langsung viral di media sosial ini bukanlah tanda bahaya, melainkan pertunjukan awal dari persiapan akbar menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Warga Jakarta dan sekitarnya sejak pagi menyaksikan pemandangan luar biasa: formasi pesawat terbang rapat dalam berbagai manuver.
Dari F-16 Fighting Falcon hingga helikopter Apache, semuanya tampak menguasai angkasa. Kengerian awal pun berubah menjadi decak kagum setelah pihak TNI mengonfirmasi bahwa ini adalah bagian dari "gladi kotor" untuk puncak acara di Silang Monas pada 5 Oktober mendatang.
Baca Juga: Nama Fredy Pratama Hilang dari Daftar Red Notice, Ini Penjelasan Polri
Lebih dari Sekadar Lintas Biasa: Sebuah Pertunjukan Udara yang Dirancang
Aktivitas yang warga saksikan hari ini jauh lebih kompleks dari sekadar pesawat lewat. Ini adalah latihan penuh skenario untuk sebuah pertunjukan udara spektakuler.
Menurut rilis resmi dari TNI Angkatan Udara, Koopsudnas (Komando Operasi Udara Nasional), "Yang masyarakat dengar dan lihat hari ini adalah bagian dari persiapan kami untuk mempersembahkan yang terbaik pada HUT TNI ke-80. Semua sudah terjadwal, dan kami berusaha minimalisir gangguan"
Beberapa manuver yang sedang dilatih dan sempat terekam warga antara lain:
- Formasi "80": Beberapa pesawat membentuk angka 80 secara sempurna di langit, simbol usia TNI.
- Bomb Burst: Sebuah formasi rapat yang tiba-tiba "meledak" ke berbagai arah, disusul dengan asap berwarna-warni.
- Simulasi Dogfight dan High-Speed Pass: Pesawat tempur memamerkan kelincahan dan kecepatan di ketinggian rendah, menciptakan suara menggelegar yang khas.
- Victory Jump: Latihan terjun payung pasukan khusus dari ketinggian yang memukau.
Baca Juga: Toyota Veloz Tabrak Toko Buah di Kalideres, Begini Akhirnya
Mengapa Terdengar Sangat Keras? Ini Penjelasannya
Banyak warga mengeluhkan suara pesawat yang terdengar lebih keras dan bising dari biasanya. Hal ini, menurut Avianto, wajar terjadi karena beberapa faktor.
"Untuk keperluan formasi dan atraksi di atas titik tertentu seperti Monas, pesawat harus terbang pada ketinggian operasional yang lebih rendah. Ditambah dengan jumlah armada yang banyak dan pengulangan latihan untuk mencapai presisi, wajar jika suaranya lebih terdengar," paparnya.
.jpeg)
