Tidak hanya itu, barang-barang berharga milik anak-anaknya, Cinta dan Nino, juga ikut lenyap. Uya dengan tegas menyatakan bahwa semua yang diambil adalah hasil jerih payah kedua anaknya sendiri, tanpa campur tangan finansial darinya.
“Cinta sejak kelas 3 SMP, Nino sejak kelas 2 SMP, tidak pernah mendapat uang jajan sepeser pun dari saya,” ungkapnya dengan nada bangga meski sedih.
“Mereka punya penghasilan cukup besar dari YouTube dan syuting televisi. Yang kalian ambil adalah hak anak-anak saya,” tutup Uya, menegaskan bahwa penjarahan itu telah merampas hasil kerja keras dan kemandirian buah hatinya.
Kejadian ini tidak hanya meninggalkan kerugian materiil, tetapi juga luka mendalam bagi seluruh anggota keluarga Kuya. Pesan Uya menjadi pengingat tentang pentingnya memisahkan antara kritik terhadap figur publik dengan penghormatan terhadap privasi dan hak keluarga yang tidak bersalah.
