BOGOR TENGAH, POSKOTA.CO.ID – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menegaskan pihaknya tetap menghentikan sementara aktivitas tambang di tiga kecamatan Kabupaten Bogor, yakni Cigudeg, Rumpin, dan Parungpanjang.
Dedi menyebut kebijakan ini diambil karena jalan tambang telah merenggut banyak korban.
Dia menyebut sudah hampir 115 orang meregang nyawa di jalan tambang tersebut, 150 orang luka dan infrastrukturnya rusak.
Ia menambahkan penghentian sementara difokuskan untuk memperbaiki infrastruktur jalan di empat kecamatan, termasuk Tenjo.
Baca Juga: ART di Depok Diduga Aniaya 2 Balita, Polisi Angkat Bicara
“Kenapa pada waktu ada yang meninggal, infrastruktur rusak, tidak ada yang demo. Yang demo siapa? Yang demo pasti yang berkepentingan terhadap siklus ekonomi. Dan saya berdiri tegak di atas semua kepentingan,” kata Dedi, Selasa, 30 September 2025.
Meski begitu, ia menegaskan roda ekonomi di kawasan tambang tetap penting, namun keselamatan warga harus menjadi prioritas.
Di sisi lain, kebijakan ini berdampak pada ribuan pekerja. Sekjen Asosiasi Transporter Tangerang Bogor (ATTB), Ahmad Gozali, menyebut sekitar 8.000 sopir dan kernet kehilangan penghasilan sejak aktivitas tambang dihentikan pada 26 September lalu.
“Sopir dan kernet juga punya istri dan anak. Dari keputusan itu, mata pencaharian sopir hilang, tidak ada pendapatan mereka, sementara biaya hidup sehari-hari tanggung jawab masing-masing kepala keluarga,” katanya.
Ia khawatir kondisi ini akan berdampak ke anak-anak sopir.
“Kalau suaminya enggak punya uang karena enggak ada tarikan, otomatis anak-anak sopir berpotensi tidak bisa sekolah, tidak bisa jajan, memenuhi kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya. (cr-6)