POSKOTA.CO.ID - Pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza, tidak bisa menyembunyikan kekesalannya terhadap jadwal kompetisi yang harus dijalani timnya.
Sang pelatih asal Brasil itu menyoroti beban berat yang harus dipikul Macan Kemayoran, yaitu empat pertandingan tandang secara beruntun di BRI Super League 2025/2026. Souza dengan tegas menyebut situasi ini sebagai hal yang "tidak masuk akal".
Kekecewaan Souza bukan tanpa alasan. Rangkaian perjalanan jauh Persija sudah dimulai dengan kekalahan 0-2 dari PSM Makassar pada 21 September lalu.
Tantangan berat langsung menanti di pekan berikutnya, dimana Persija harus menghadapi pemuncak klasemen sementara, Borneo FC Samarinda, di Stadion Segiri pada 28 September 2025.
Baca Juga: Pelatih Persija, Mauricio Souza Buka Suara Soal Rumor Transfer Rizky Ridho ke Luar Negeri
Borneo FC sendiri merupakan satu-satunya tim yang masih menjaga rekor sempurna dengan selalu menang di awal musim ini.
"Saya mau bicara, itu tidak masuk akal. Kami bermain tandang dalam empat partai beruntun," ujar Souza dengan nada tinggi setelah memimpin latihan di Persija Training Ground, Depok, pada Rabu, 24 September 2025.
Jadwal Kandang yang Hilang dan Rantai Tandang yang Terus Berlanjut
Situasi semakin rumit karena jadwal yang seharusnya memberi kelegaan bagi Persija justru berubah menjadi mimpi buruk.
Seusai menghadapi Borneo FC, Persija seharusnya kembali bermain di kandang untuk menjamu Bhayangkara FC pada 4 Oktober 2025. Namun, pertandingan tersebut diundur oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) hingga 29 Desember 2025.
Penundaan ini dilakukan untuk memberi ruang bagi persiapan Timnas Indonesia menyambut putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada pertengahan Oktober.
Alih-alih pulang kampung, kebijakan ini justru memaksa Persija melanjutkan petualangan tandang mereka.
"Apakah kalian tahu ada tim lain yang juga main empat pertandingan tandang? Saya tidak tahu," ucap Souza mempertanyakan keadilan jadwal.
"Hanya kami yang akan main empat pertandingan tandang. Mau bagaimana lagi? Jadi kami akan melawan Borneo FC, melawan PSM tandang, yang merupakan tim sangat kuat. Lalu Borneo FC tandang. Yang juga tim sangat kuat," ungkapnya, sedikit repetitif yang menunjukkan tingkat frustrasinya.
Perjalanan Melelahkan Menanti
Pasca-penundaan itu, rantai pertandingan tandang Persija belum juga terputus. Tim berjuluk Macan Kemayoran harus kembali melanglang ke Jawa Timur untuk menghadapi dua lawan tangguh.
Pertama, mereka akan berhadapan dengan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo pada 18 Oktober 2025.
Enam hari kemudian, tanpa jeda yang cukup, Persija harus melangkah ke Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan, untuk bertanding melawan Madura United.
"Lalu melawan Persebaya tandang. Yang merupakan tim yang bersaing untuk gelar, dan, kami akan melawan Madura United di Pamekasan pada pukul 15.30 WIB," ujar Souza merinci tantangan yang ada. Ia juga menyoroti faktor kelelahan akibat perjalanan dan kondisi cuaca yang mungkin tidak ideal.
Baca Juga: Siap Tantang Borneo FC, Persija Jakarta Buru Tiga Poin untuk Naik ke Puncak Klasemen
Tekanan untuk Tetap Berprestasi
Di balik kekesalannya, Souza menyadari bahwa timnya tetap dituntut untuk meraih hasil positif. Ia menegaskan bahwa kegagalan meraih kemenangan dalam empat laga tandang ini akan berujung pada kritik pedas dari para pendukung dan pengamat.
"Kamu pikir jadwal kami mudah? Perjalanan melelahkan. Empat pertandingan tandang. Tapi kami harus menang, kan? Kalau tidak menang, kami akan dikritik," tandasnya.
Meski merasa jadwal ini tidak adil, Souza menegaskan bahwa ia dan anak asuhnya tidak memiliki pilihan lain kecuali menghadapinya dengan profesional. "Itu saja. Saya benar-benar tidak mengerti. Tapi mau bagaimana lagi? Jadi kami harus bermain," terangnya, menutup pernyataan dengan nada pasrah namun siap bertarung.
Tantangan berat ini akan menjadi ujian nyata bagi mental dan kedalaman skuad Persija. Kemampuan Souza dalam mengelola kondisi fisik dan mental pemain, serta strategi menghadapi tim-tim kuat di kandang mereka, akan menentukan apakah Macan Kemayoran bisa melalui periode kritis ini dengan catatan yang gemilang.