PADEGANGAN, POSKOTA.CO.ID - Alva terus mengembangkan lini motor listriknya dengan menghadirkan berbagai model, mulai One XP, N3, hingga Alva Cervo dalam varian X dan Q. Masing-masing produk membawa fitur yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dalam negeri.
Chief Marketing Officer Alva, Putu Swaditya Yudha, menjelaskan bahwa karakter pengguna motor listrik di Indonesia cukup unik dibanding negara lain.
“Di banyak negara, motor biasanya digunakan sendirian, tapi di Indonesia kerap dipakai untuk mengangkut keluarga,” ujarnya dalam ajang Indonesia Motorcycle Show (IMOS), ICE BSD, Padegangan, Kabupaten Tangerang, Jumat, 26 September 2025.
Oleh sebab itu, motor listrik Alva didesain penggunaan di area perkotaan dengan memperhatikan aspek seperti jarak tempuh, kenyamanan, dan akselerasi yang sesuai kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: GIVI Perkenalkan Top dan Side Box Terbaru di IMOS 2025
Salah sebuah tantangan yang dihadapi adalah kekhawatiran konsumen terkait pengisian baterai atau charging anxiety. Untuk merespons hal tersebut, Alva menghadirkan fitur pengisian cepat (boost charging) yang memperpendek waktu pengisian daya.
Selain itu, banyak rumah di Indonesia memiliki daya listrik terbatas, rata-rata antara 900 VA sampai 1.300 VA. Alva pun menyediakan portable charger dengan sistem pengaturan daya agar proses pengisian tidak membebani listrik rumah, misalnya dengan menyesuaikan daya dari 800 watt hingga 280 watt saat digunakan di malam hari.
Tantangan lain adalah kondisi geografis dan cuaca beragam. Di Jakarta, jalanan relatif datar, sendakgna terdapat banyak tanjakan yang memerlukan tenaga motor listrik lebih besar di Bandung.
Sebagai respons, motor listrik Alva dilengkapi teknologi tahan air dengan sertifikasi IP67, yang memungkinkan motor melaju di genangan air sampai kedalaman 50 cm tanpa mengalami kerusakan.
Baca Juga: Produsen Mobil Listrik VinFast Bersinar di Pasar Asia Pasifik
Penyesuaian produk terhadap karakteristik pengguna dan kondisi lokal ini menunjukkan bahwa pengembangan motor listrik di Indonesia memerlukan pendekatan khusus, tidak hanya sekadar membawa teknologi dari luar negeri.