POSKOTA.CO.ID - Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, tidak hanya menjadi pusat pemerintahan dan bisnis, tetapi juga menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang dapat ditemukan melalui museum.
Setiap akhir pekan, banyak wisatawan lokal maupun mancanegara memanfaatkan waktu untuk mengunjungi museum sebagai sarana edukasi, rekreasi, dan pelestarian warisan budaya.
Namun, pada bulan September 2025, terdapat tiga museum penting di Jakarta yang ditutup sementara untuk kegiatan fumigasi. Tiga museum tersebut adalah Museum Seni Rupa & Keramik, Museum Tekstil, dan Museum Wayang.
Kegiatan fumigasi ini dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi koleksi berharga dari ancaman serangga perusak. Penutupan sementara tentu berpengaruh pada rencana kunjungan wisatawan, namun langkah ini sangat penting untuk menjaga kelestarian cagar budaya.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Hp Harga Rp2 Jutaan dengan Spesifikasi Mumpuni
Apa Itu Fumigasi dan Mengapa Penting untuk Museum?
Fumigasi adalah proses pengendalian hama dengan menggunakan zat kimia tertentu dalam bentuk gas untuk membasmi serangga, jamur, atau mikroorganisme yang dapat merusak koleksi.
Menurut Sri Kusumawati, Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, kegiatan fumigasi memang rutin dilakukan:
“Fumigasi memang rutin kami laksanakan di museum karena Museum Seni Rupa & Keramik, Museum Wayang, dan Museum Tekstil menempati bangunan tua, bangunan cagar budaya,” ujarnya.
Alasan fumigasi pada bangunan tua antara lain:
- Koleksi berbahan kain, kayu, atau kertas rentan dimakan rayap, ngengat, dan serangga kecil lainnya.
- Bangunan berstatus cagar budaya seringkali memiliki sirkulasi udara terbatas, sehingga menjadi tempat ideal bagi berkembangnya hama.
- Menjaga nilai sejarah agar koleksi tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Dengan kata lain, fumigasi bukan sekadar perawatan rutin, melainkan bagian dari konservasi jangka panjang.
Daftar 3 Museum di Jakarta yang Tutup Sementara
1. Museum Seni Rupa & Keramik
- Lokasi: Jalan Pos Kota, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat.
- Koleksi Utama: Lukisan, patung, serta keramik dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara.
- Jadwal Tutup: 11–13 September 2025 dan 22–24 September 2025.
Museum ini menjadi salah satu destinasi favorit pecinta seni. Fumigasi dilakukan dua kali dalam bulan September untuk memastikan koleksi keramik dan lukisan tetap terjaga.
2. Museum Tekstil
- Lokasi: Jalan K.S. Tubun Nomor 2-4, Palmerah, Jakarta Barat.
- Koleksi Utama: Batik, kain tenun, serta peralatan tradisional pembuatan kain.
- Jadwal Tutup: 15–18 September 2025.
Museum ini memiliki nilai tinggi dalam pelestarian batik sebagai warisan budaya dunia yang telah diakui UNESCO. Fumigasi sangat penting untuk mencegah kerusakan pada kain berusia puluhan hingga ratusan tahun.
3. Museum Wayang
- Lokasi: Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat.
- Koleksi Utama: Wayang kulit, wayang golek, wayang beber, serta berbagai boneka tradisional dari Indonesia dan luar negeri.
- Jadwal Tutup: 22–26 September 2025.
Sebagai museum yang sangat populer, terutama di kawasan Kota Tua, Museum Wayang selalu menjadi tujuan utama wisatawan. Meski penutupan sementara dapat mengecewakan pengunjung, kegiatan fumigasi ini akan menjaga keaslian wayang yang berbahan kulit dan kayu agar tidak rusak dimakan serangga.
Dampak Penutupan Sementara Museum bagi Wisatawan
Penutupan tiga museum ini tentu berdampak pada rencana liburan masyarakat, terutama yang ingin berkunjung pada akhir pekan. Beberapa dampak yang mungkin dirasakan:
- Wisatawan perlu mencari alternatif destinasi lain.
- Rombongan sekolah atau tur edukasi mungkin harus menjadwal ulang.
- Sektor UMKM di sekitar museum seperti pedagang suvenir dan kuliner ikut terdampak.
Meski begitu, langkah ini penting demi preservasi jangka panjang koleksi museum.
Alternatif Wisata Edukasi Selama Penutupan Museum
Bagi wisatawan yang sudah merencanakan kunjungan ke Kota Tua atau kawasan sekitarnya, berikut beberapa alternatif destinasi yang tetap bisa dikunjungi:
- Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah) – Menyajikan perjalanan panjang sejarah Batavia hingga menjadi Jakarta.
- Museum Bank Indonesia – Menghadirkan sejarah ekonomi dan keuangan Indonesia dengan konsep modern.
- Museum Bahari – Cocok untuk pencinta sejarah maritim Nusantara.
- Galeri Nasional Indonesia – Menampilkan pameran seni kontemporer dan klasik.
- Taman Fatahillah – Ruang terbuka publik yang sering menjadi tempat nongkrong, atraksi komunitas, dan fotografi.
Dengan banyaknya pilihan, wisatawan tetap dapat menikmati suasana budaya dan sejarah Jakarta meski tiga museum sedang tutup sementara.
Pentingnya Perawatan Museum sebagai Cagar Budaya
Museum bukan hanya tempat penyimpanan benda kuno, melainkan juga ruang belajar interaktif yang menghubungkan generasi muda dengan sejarah bangsanya.
Perawatan berupa fumigasi ini membuktikan bahwa pemerintah daerah serius menjaga kelestarian cagar budaya. Hal ini sejalan dengan misi pelestarian warisan budaya agar tetap relevan dan bisa diwariskan.
Baca Juga: Info Lengkap Museum Macan: Cara Pesan Tiket Online, Harga, Lokasi dan Jam Buka
Tips Bagi Wisatawan yang Akan Berkunjung ke Museum di Jakarta
- Cek Jadwal Resmi – Pastikan museum yang ingin dikunjungi tidak sedang tutup. Informasi biasanya tersedia di situs resmi atau media sosial museum.
- Pilih Waktu Kunjungan yang Tepat – Museum cenderung lebih ramai pada akhir pekan. Datang lebih pagi agar lebih nyaman.
- Siapkan Pemandu Wisata – Beberapa museum menyediakan tur pemandu yang bisa memperkaya wawasan.
- Hormati Koleksi Museum – Jangan menyentuh benda pameran kecuali diizinkan.
- Gunakan Transportasi Umum – Kawasan Kota Tua mudah diakses dengan TransJakarta maupun KRL Commuter Line.
Tiga museum penting di Jakarta Museum Seni Rupa & Keramik, Museum Tekstil, dan Museum Wayang akan tutup sementara pada September 2025 karena kegiatan fumigasi. Penutupan ini menjadi langkah preventif untuk melindungi koleksi berharga dari ancaman serangga.
Meskipun berdampak pada rencana kunjungan wisatawan, terdapat banyak pilihan destinasi edukasi lain di Jakarta yang bisa dijadikan alternatif.
Langkah ini sekaligus mengingatkan pentingnya pelestarian warisan budaya agar generasi mendatang tetap bisa belajar dan menikmati sejarah.