BEKASI UTARA, POSKOTA.CO.ID – SMAN 14 Kota Bekasi mendapat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp2,4 miliar per tahun.
Namun, sekolah ini masih kekurangan ruang belajar, fasilitas rusak, dan tak lagi punya masjid layak untuk ibadah.
Kepala SMAN 14 Bekasi, Suwono, menegaskan tidak ada penyelewengan dana BOS maupun infak seperti yang diduga siswa.
“Kami sudah menjelaskan kepada siswa, meski memang belum semua merasa puas. Dana BOS ini pelaksanaannya bertahap dan harus diprioritaskan sesuai kebutuhan,” ujarnya, Jumat, 12 September 2025.
Baca Juga: Kejari Bekasi Tangkap 4 Tersangka Korupsi Dana Desa Sumberjaya, Negara Dirugikan Rp2,5 Miliar
Saat ini sekolah memiliki 36 ruang belajar, masih kurang enam ruang kelas untuk menampung 1.380 siswa. Dua ruang tambahan sedang dibangun, namun lahan terbatas membuat pembangunan harus mengambil area bekas masjid.
“Awalnya kami ingin membangun di depan, tapi ditolak oleh Disdik Jabar. Mau tingkat dua juga tidak memungkinkan. Setelah diukur, lahan yang bisa dipakai ternyata mengenai bangunan masjid. Jadi mau tidak mau harus dibongkar,” jelas Suwono.
Masjid baru sebenarnya mulai dibangun sejak 2023, tetapi belum rampung karena kekurangan dana.
“Anggaran direncanakan Rp4,6 miliar, tapi baru terkumpul sekitar Rp300 juta. Itu pun baru digunakan untuk pondasi dan tiang-tiang. Karena infak ini sifatnya sukarela, jadi tidak bisa dipatok jumlahnya,” katanya.
Suwono menegaskan dana BOS tidak bisa digunakan untuk pembangunan masjid. Dana tersebut sudah diatur untuk kegiatan siswa, pengembangan bakat, ekstrakurikuler, lomba, hingga peningkatan kompetensi guru.
“Dana BOS tidak hanya untuk sarana prasarana, tapi juga dialokasikan ke kegiatan siswa dan guru, seperti bimtek, guru penggerak, hingga rapat kerja,” tambahnya.
Kini, siswa terpaksa beribadah di ruang kelas atau selasar sekolah.
Sebelumnya, ratusan siswa SMAN 14 sempat berunjuk rasa usai apel pagi, Senin, 8 September 2025 lalu. Mereka menuntut transparansi dana BOS dan infak pembangunan masjid.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Pengeroyokan-Perusakan Motor di Cikarang Timur Bekasi
Mahardika Rafi, 17 tahun, pengurus OSIS, kecewa dengan pembongkaran masjid.
“Masjid itu belum lama jadi, tapi sudah dibongkar. Sekarang kami tidak punya tempat ibadah lagi karena dibongkar,” ujarnya.
Ia juga menyoroti infak yang rutin diminta sejak 2023, tapi progres masjid tidak jelas.
“Kami ingin tahu dana BOS dipakai untuk apa. Bahkan teman-teman yang ikut lomba sering kesulitan izin dan dana, sampai harus bayar pakai uang pribadi,” tegas Rafi. (cr-3)