Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar keuangan pada September 2025. (Sumber: Pinterest)

EKONOMI

Rupiah Menguat, Emas Melemah? IHSG Melonjak Usai Purbaya Yudhi Sadewa Gantikan Sri Mulyani

Kamis 11 Sep 2025, 14:10 WIB

POSKOTA.CO.ID - Pada penutupan perdagangan Rabu, 10 September 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) mencatat penguatan signifikan. Menurut data Bloomberg, rupiah menguat sebesar 12 poin atau 0,07 persen, sehingga berada pada posisi Rp16.469,5 per USD, dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp16.481,5 per USD.

Penguatan ini menunjukkan konsistensi tren positif yang telah terbentuk sejak pagi hari, sekaligus memberikan sentimen optimis bagi pelaku pasar keuangan.

Namun, data dari Yahoo Finance mencatat perbedaan, dengan laporan pelemahan tipis sebesar 21 poin ke level Rp16.454 per USD. Perbedaan data kurs ini lumrah terjadi karena variasi metode perhitungan dan waktu pencatatan.

Baca Juga: Lebih Baik Jual Emas Saat Harga Naik Atau Turun? Ini Waktu yang Tepat

Faktor yang Mendorong Penguatan Rupiah

Beberapa faktor utama diyakini berperan dalam menjaga stabilitas rupiah:

  1. Reshuffle Kabinet dan Menteri Keuangan Baru
    Pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa menimbulkan pro-kontra. Meski awalnya menekan pasar, pergantian ini justru memberi sinyal adanya arah kebijakan fiskal baru yang lebih pro-pertumbuhan. Investor domestik masih menunggu kepastian strategi kebijakan berikutnya.
  2. Aliran Modal Asing
    Meskipun investor asing sempat melakukan aksi jual, sebagian pelaku pasar melihat penguatan rupiah sebagai indikasi kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi jangka menengah.
  3. Harga Komoditas Global
    Emas dan minyak masih menjadi indikator penting. Saat rupiah menguat, harga emas domestik cenderung turun karena harga acuan emas dipengaruhi kurs dolar.
  4. Kebijakan Bank Indonesia
    BI tetap konsisten menjaga inflasi di kisaran target, serta menjaga keseimbangan antara stabilitas kurs dan pertumbuhan.

Dampak Penguatan Rupiah terhadap IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut mengalami penguatan setelah sebelumnya tertekan isu politik. Pasar saham biasanya bergerak sejalan dengan sentimen nilai tukar.

Kenaikan IHSG ini memberikan harapan baru bahwa sektor saham masih memiliki ruang pertumbuhan, meskipun investor perlu tetap waspada terhadap dinamika global, khususnya kebijakan The Fed.

Hubungan Nilai Tukar Rupiah dan Harga Emas

Salah satu fenomena yang selalu menjadi perhatian publik adalah korelasi antara rupiah dan emas.

Menurut pengamatan pasar:

Namun, perlu dipahami bahwa nilai intrinsik emas tidak berubah. Emas tetap menjadi instrumen investasi dengan risiko rendah, meski pergerakan nominal harganya dipengaruhi kurs.

Seperti yang disampaikan akun warganet, fenomena ini membuat banyak orang mempertanyakan kapan waktu terbaik membeli emas. Jawabannya: emas sebaiknya dipandang sebagai investasi jangka panjang, bukan sekadar spekulasi jangka pendek mengikuti fluktuasi rupiah.

Sentimen Publik terhadap Menteri Keuangan Baru

Pergantian Menteri Keuangan selalu menjadi isu strategis. Sejumlah warganet menaruh harapan besar pada Purbaya Yudhi Sadewa untuk mendorong ekonomi Indonesia lebih maju.

Meski tak lepas dari kritik, dukungan publik juga cukup kuat, terutama terhadap kebijakan yang diharapkan dapat menjaga stabilitas rupiah. Hal ini mencerminkan pentingnya faktor kepemimpinan dalam menjaga kepercayaan pasar.

Prospek Rupiah di Sisa Tahun 2025

Melihat kondisi terkini, terdapat beberapa skenario yang mungkin terjadi:

  1. Skenario Optimis
    Jika stabilitas politik terjaga, kebijakan fiskal dan moneter konsisten, serta aliran modal asing kembali masuk, rupiah berpeluang menguat ke level Rp16.300 – Rp16.400 per USD.
  2. Skenario Moderat
    Rupiah cenderung bergerak stabil di kisaran Rp16.400 – Rp16.600 per USD, mengikuti dinamika global dan domestik.
  3. Skenario Pesimis
    Jika tekanan global meningkat, misalnya akibat kenaikan suku bunga The Fed atau ketidakpastian geopolitik, rupiah berpotensi melemah ke atas Rp16.600 per USD.

Strategi Investor Menghadapi Fluktuasi Rupiah

Bagi investor dan masyarakat umum, terdapat beberapa strategi yang bisa diambil:

Baca Juga: Kapan iPhone 17 Series Rilis di Indonesia? Simak Perkiraannya di Sini

FAQ Seputar Nilai Tukar Rupiah

1. Mengapa rupiah bisa menguat terhadap dolar AS?
Rupiah menguat karena kombinasi faktor seperti stabilitas politik, masuknya modal asing, harga komoditas global, dan kebijakan Bank Indonesia.

2. Apakah kurs rupiah selalu sama di semua platform?
Tidak. Data Bloomberg, Yahoo Finance, atau BI bisa sedikit berbeda karena metode perhitungan dan waktu pencatatan yang berbeda.

3. Bagaimana pengaruh rupiah terhadap harga emas?
Saat rupiah menguat, harga emas lokal biasanya turun. Sebaliknya, saat rupiah melemah, harga emas naik.

4. Apa dampak nilai tukar rupiah terhadap IHSG?
IHSG cenderung naik jika rupiah stabil atau menguat, karena memberi sinyal positif bagi investor.

5. Apakah penguatan rupiah berarti ekonomi Indonesia sudah sepenuhnya stabil?
Tidak selalu. Penguatan rupiah adalah indikator positif, namun stabilitas ekonomi juga ditentukan oleh faktor lain seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan kebijakan fiskal.

Penguatan rupiah pada September 2025 menjadi sinyal penting bagi pasar keuangan Indonesia. Dengan kurs berada di level Rp16.469,5 per USD menurut Bloomberg, mata uang Garuda menunjukkan ketahanan di tengah gejolak politik dan dinamika global.

Meski masih terdapat perbedaan data dengan Yahoo Finance, tren ini menunjukkan bahwa pasar tetap optimis terhadap prospek ekonomi Indonesia. Dampaknya terlihat pada IHSG yang kembali naik, serta harga emas yang menyesuaikan.

Ke depan, arah rupiah sangat bergantung pada kombinasi kebijakan fiskal, moneter, dan faktor eksternal. Bagi masyarakat, yang terpenting adalah memahami bahwa nilai tukar hanyalah satu indikator dalam perjalanan panjang ekonomi nasional.

Tags:
IHSG naik karena rupiah menguatharga emas turun saat rupiah naikkurs rupiah terhadap dolarpenguatan rupiah hari iniNilai tukar rupiah

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor