Pembangunan Jalan Tol Kamal–Teluk Naga–Rajeg senilai Rp23,22 triliun yang ditargetkan rampung pada 2026 akan memangkas waktu tempuh Jakarta–Banten dan mendukung konektivitas Bandara Soekarno–Hatta. (Sumber: Pinterest)

JAKARTA RAYA

Rampung Tahun Ini, Jalan Tol Rp23,22 Triliun Bakal Pangkas Waktu Tempuh Jakarta–Banten

Senin 08 Sep 2025, 15:15 WIB

POSKOTA.CO.ID - Infrastruktur jalan tol tidak lagi sekadar sarana transportasi, melainkan fondasi utama penggerak ekonomi modern. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa tanpa jaringan transportasi yang efisien, distribusi barang dan jasa akan terhambat, biaya logistik meningkat, serta daya saing nasional menurun.

Hal inilah yang melatarbelakangi lahirnya Jalan Tol Kamal–Teluk Naga–Rajeg, sebuah proyek strategis nasional dengan nilai investasi fantastis, yakni sekitar Rp23,22 triliun.

Tol ini dirancang untuk memangkas jarak dan waktu tempuh antara Jakarta dan Banten, dua wilayah yang memiliki peran vital dalam roda perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Tips dan Trik Agar Profil LinkedIn Menarik untuk Recruiter hingga HRD Perusahaan

Spesifikasi Jalan Tol Kamal–Teluk Naga–Rajeg

Jalan tol ini membentang sepanjang 38,60 km, menghubungkan kawasan Kamal di Jakarta hingga Rajeg di Kabupaten Tangerang, Banten.

Proyek ini terbagi dalam beberapa seksi, salah satunya adalah Seksi 1 JC Sedyatmo–SS Kosambi dengan panjang 6,7 km yang progres pembangunannya telah mencapai 90 persen per Agustus 2025. Jika sesuai jadwal, seluruh jalur tol ini akan beroperasi penuh pada tahun 2026.

Tidak hanya sekadar jalur penghubung, jalan tol ini juga dilengkapi dengan 2 junction utama dan 7 simpang susun:

Dengan konfigurasi ini, tol baru akan menjadi simpul penting dalam sistem transportasi Jabodetabek sekaligus memperkuat jalur distribusi ke wilayah barat Pulau Jawa, termasuk Tol Merak.

Dampak Ekonomi dan Logistik

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, menegaskan bahwa keberadaan tol ini bukan hanya menjawab kebutuhan transportasi, tetapi juga strategi jangka panjang dalam memperkuat struktur ekonomi nasional.

Beberapa manfaat utama:

  1. Efisiensi Distribusi Barang
    Tol ini akan mempercepat arus logistik dari kawasan industri Tangerang dan sekitarnya menuju Jakarta serta pelabuhan internasional.
  2. Pengurangan Biaya Transportasi
    Biaya logistik yang selama ini membebani dunia usaha diprediksi turun signifikan, meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.
  3. Pusat Ekonomi Baru
    Kehadiran tol akan mendorong tumbuhnya kawasan bisnis, perumahan, dan industri baru di sepanjang koridor Kamal–Rajeg.
  4. Akses Alternatif ke Bandara Soekarno–Hatta
    Dengan jalur baru ini, beban Tol Dalam Kota maupun Tol JORR akan berkurang, sehingga perjalanan menuju bandara menjadi lebih lancar.

Investasi Jangka Panjang

Proyek tol ini dibiayai melalui skema investasi dengan nilai Rp23,22 triliun dan masa konsesi selama 40 tahun sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Skema jangka panjang ini memastikan bahwa investor memiliki kepastian dalam pengembalian modal, sementara negara mendapat manfaat berupa infrastruktur berkelas internasional yang bisa menunjang pertumbuhan ekonomi hingga dekade mendatang.

Bagi masyarakat sekitar Teluk Naga, Rajeg, dan Kamal, tol ini bukan hanya soal beton dan aspal. Ada harapan baru yang tumbuh seiring kemajuan konstruksi.

Namun, ada juga tantangan sosial seperti potensi perubahan tata ruang dan harga tanah yang melonjak drastis. Pemerintah daerah diharapkan mampu mengantisipasi agar pembangunan ini benar-benar membawa manfaat merata bagi masyarakat.

Konektivitas Jabodetabek–Merak

Tol Kamal–Teluk Naga–Rajeg akan menjadi bagian dari koridor barat Jawa, yang menghubungkan Jakarta hingga Merak. Dengan integrasi ke Tol Prof. Sedyatmo dan Semanan–Balaraja, infrastruktur ini berperan sebagai jalur distribusi utama dari ibu kota menuju pelabuhan penyeberangan ke Sumatra.

Hal ini penting karena lalu lintas barang dari Pulau Jawa ke Sumatra kerap terkendala kepadatan jalur arteri. Dengan adanya tol baru, distribusi logistik lintas pulau akan lebih efisien.

Tol dan Pertumbuhan Metropolitan

Wilayah Tangerang, Teluk Naga, hingga Rajeg saat ini berkembang menjadi kawasan metropolitan penyangga Jakarta. Kehadiran jalan tol diprediksi semakin mempercepat urbanisasi.

Perumahan modern, kawasan industri, pusat logistik, hingga destinasi wisata pesisir Banten akan semakin mudah dijangkau. Dengan kata lain, tol ini tidak hanya mendukung mobilitas, tetapi juga membentuk ekosistem perkotaan baru di sekitar Jakarta.

Baca Juga: Kebakaran Ruko: Jalan Dekat Stasiun MRT Cipete Raya Ditutup

Tantangan dan Keberlanjutan

Meski membawa banyak manfaat, pembangunan tol juga menghadapi beberapa tantangan:

  1. Dampak Lingkungan
    Pembangunan jalan tol berpotensi memengaruhi ekosistem pesisir dan lahan pertanian. Perlu kajian lingkungan yang ketat agar pembangunan tetap berkelanjutan.
  2. Keadilan Sosial
    Warga terdampak proyek harus mendapat kompensasi layak agar tidak terjadi kesenjangan sosial.
  3. Ketergantungan pada Kendaraan Pribadi
    Tol memang meningkatkan mobilitas, namun jika tidak diimbangi transportasi massal, kepadatan bisa kembali terjadi.

Telan dana Rp23,22 triliun, Jalan Tol Kamal–Teluk Naga–Rajeg bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan investasi masa depan.

Dengan target rampung pada 2026, tol ini akan menjadi simbol kemajuan yang menghubungkan Jakarta dengan Banten lebih cepat, lebih murah, dan lebih efisien.

Harapannya, jalan tol ini benar-benar mampu mewujudkan transportasi modern yang adil, berkelanjutan, dan mendorong kesejahteraan masyarakat luas.

Tags:
tol menuju Bandara Soekarno–Hattaproyek infrastruktur Rp23 triliuntol baru Jakarta BantenJalan Tol Kamal–Teluk Naga–Rajeg

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor