Jalan Tol Akses Tanjung Priok membentang sepanjang 11,4 km sebagai urat nadi distribusi logistik nasional. (Sumber: Dok/Hutan Karya)

JAKARTA RAYA

Jakarta Resmikan Jalan Tol Ramah Lingkungan Rp 4,1 Triliun, Ternyata Ini Rahasianya

Kamis 04 Sep 2025, 16:00 WIB

POSKOTA.CO.ID - Seiring berkembangnya kota besar seperti Jakarta, kebutuhan akan konektivitas dan distribusi barang semakin mendesak. Infrastruktur jalan tol hadir bukan hanya sebagai penghubung antarwilayah, tetapi juga sebagai penopang utama kegiatan ekonomi.

Jalan Tol Akses Tanjung Priok merupakan salah satu contoh nyata bagaimana pembangunan infrastruktur dapat memberikan dampak besar bagi kelancaran logistik sekaligus memperhatikan aspek lingkungan.

Sebagai pintu gerbang utama distribusi barang dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju berbagai daerah di Indonesia, jalan tol sepanjang 11,4 km ini memegang peranan penting dalam menjaga roda perekonomian tetap berputar.

Namun, keberadaannya tidak hanya soal ekonomi, melainkan juga mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menghadirkan solusi transportasi berkelanjutan di tengah padatnya ibu kota.

Baca Juga: Petugas Tol Luka-luka Akibat Truk Kontainer Tabrak GT Ciawi 2

Sejarah dan Proses Pembangunan

Pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok dimulai pada tahun 2008. Sayangnya, proyek sempat mangkrak selama beberapa tahun akibat berbagai kendala teknis dan nonteknis. Baru pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, proyek ini berhasil diselesaikan dan diresmikan pada 15 April 2017.

Pembangunan jalan tol ini memerlukan anggaran sebesar Rp 4,1 triliun, sebagian besar dibiayai melalui pinjaman dari pemerintah Jepang. Besarnya investasi yang dikeluarkan menggambarkan betapa vitalnya proyek ini bagi kelancaran transportasi logistik nasional.

Rincian Struktur dan Seksi Jalan Tol

Mengutip data dari laman binamarga.pu.go.id, Jalan Tol Akses Tanjung Priok terdiri dari 5 seksi utama:

  1. Seksi E1 (3,40 km) → Menghubungkan jalan tol ini dengan JORR (Jakarta Outer Ring Road).
  2. Seksi E2 (2,74 km).
  3. Seksi E2’ (1,92 km).
  4. Seksi NS-Link (2,24 km).
  5. Seksi NS-Direct Ramp (1,10 km).

Keterhubungan ini membuat distribusi logistik dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok menjadi jauh lebih efisien. Akses truk kontainer tidak lagi bergantung pada jalur padat perkotaan, sehingga mengurangi beban lalu lintas di jalan arteri.

Jalan Tol Akses Tanjung Priok (Sumber: Dok/PT. Cipta Strada)

Inovasi Ramah Lingkungan: Sound Barrier dan Windshield

Berbeda dari jalan tol pada umumnya, Jalan Tol Akses Tanjung Priok mengusung konsep ramah lingkungan. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa teknologi penunjang kenyamanan dan keselamatan berkendara:

Sound Barrier (Peredam Suara):

Dilengkapi dengan dinding peredam bising yang mampu meminimalkan kebisingan kendaraan, terutama di sekitar area permukiman dan fasilitas publik seperti rumah sakit.

“Jalan ini dilengkapi sound barrier, jadi meskipun di sebelah ada rumah sakit, insyaallah tidak ada terganggu,” ujar Arie Setiadi Moerwanto, kala itu menjabat Dirjen Bina Marga.

Windshield (Pelindung Angin):

Fitur ini membantu mengurangi terpaan angin kencang, menjaga kestabilan kendaraan, dan meningkatkan keselamatan pengemudi, khususnya truk kontainer yang mendominasi jalur distribusi logistik.

Kehadiran dua teknologi ini membuktikan bahwa pembangunan jalan tol dapat berpadu dengan aspek human-centered design, yang menempatkan kenyamanan masyarakat sekitar dan pengguna jalan sebagai prioritas.

Peran Strategis bagi Distribusi Logistik

Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pintu utama keluar masuk barang dari luar negeri menuju seluruh wilayah Indonesia. Tanpa infrastruktur yang memadai, distribusi barang bisa terhambat, menimbulkan biaya logistik tinggi, serta memperlambat rantai pasok.

Dengan beroperasinya jalan tol ini, distribusi barang menuju pusat industri, pergudangan, hingga pasar nasional dapat berjalan lebih cepat.

Setiap harinya, lebih dari 6.000 kendaraan melintas di Jalan Tol Akses Tanjung Priok, sebagian besar adalah kendaraan berat yang membawa barang logistik. Angka ini menegaskan posisi strategis jalan tol sebagai urat nadi perdagangan nasional.

Keberadaan Jalan Tol Akses Tanjung Priok bukan hanya simbol pembangunan. Ia menjadi bukti bahwa negara hadir untuk menjawab tantangan nyata: kemacetan, kebisingan, dan keamanan lalu lintas.

Seorang warga yang tinggal di sekitar rumah sakit dekat jalan tol ini pernah menuturkan bahwa sejak adanya sound barrier, kenyamanan pasien meningkat karena bising kendaraan jauh berkurang.

Sementara bagi sopir truk kontainer, keberadaan windshield membantu menjaga keseimbangan saat melintasi jalur yang terbuka.

Pembangunan ini bukan hanya tentang menambah panjang jalan tol, melainkan menciptakan ruang hidup yang lebih layak dan aman bagi semua.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Keberadaan Jalan Tol Akses Tanjung Priok membawa sejumlah dampak positif yang dapat dirasakan langsung:

  1. Efisiensi Biaya Logistik:
    Waktu tempuh lebih singkat berarti biaya operasional distribusi barang lebih rendah.
  2. Pengurangan Kemacetan:
    Kendaraan berat tidak lagi sepenuhnya masuk ke jalur padat perkotaan.
  3. Daya Saing Ekonomi:
    Kelancaran distribusi barang meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
  4. Peningkatan Kualitas Hidup:
    Masyarakat sekitar mendapat manfaat dari pengurangan kebisingan dan peningkatan keamanan lalu lintas.

Baca Juga: Kabur Usai Tabrak GT Ciawi 2, Sopir Truk Kontainer Diburu Polisi

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski sudah beroperasi dengan baik, tantangan tetap ada. Pertumbuhan jumlah kendaraan setiap tahun menuntut pengelola jalan tol untuk terus melakukan pemeliharaan rutin dan menambah inovasi teknologi.

Harapannya, Jalan Tol Akses Tanjung Priok tidak hanya menjadi proyek sukses di masa kini, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pembangunan jalan tol lain di Indonesia.

Konsep ramah lingkungan, efisiensi logistik, dan desain berorientasi manusia bisa diterapkan di berbagai wilayah untuk mendukung Indonesia Emas 2045.

Jalan Tol Akses Tanjung Priok adalah simbol bagaimana infrastruktur dapat menggabungkan ekonomi, teknologi, dan kemanusiaan dalam satu jalur. Ia bukan sekadar beton dan aspal yang membentang sepanjang 11,4 km, melainkan jembatan harapan bagi jutaan masyarakat Indonesia.

Keberadaannya menegaskan bahwa pembangunan yang baik adalah pembangunan yang menghadirkan manfaat nyata, tidak hanya bagi kendaraan yang melintas, tetapi juga bagi kehidupan sosial dan lingkungan di sekitarnya.

Tags:
Jalan tol Jakarta terbaruSejarah pembangunan jalan tol JakartaDistribusi logistik Pelabuhan Tanjung PriokJalan tol ramah lingkungan JakartaJalan Tol Akses Tanjung Priok

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor