POSKOTA.CO.ID - Banyak orang kini mulai berbondong-bondong berinvestasi di sejumlah aset, termasuk saham.
Sebelum memulai berinvestasi, ada baiknya jika setiap calon investor mempelajari lebih dulu soal investasi, terutama mengenai aset yang ingin diinvestasikan.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan pada saat berinvetasi yang dapat menyebabkan kerugian pada investor.
Baca Juga: Mau Investasi? Ini Tips yang Patut Diikuti untuk Pemula
Terdapat beberapa kesalahan yang sering dilakukan seorang investor dan sebaiknya dihindari oleh para pemula.
Kesalahan Investasi Pemula
Mengutip dari laman Snips Stockbit, berikut ini beberapa kesalahan yang sering dilakukan pemula saat berinvestasi.
1. Tidak Memiliki Rencana Investasi yang Matang
Ketika seseorang memutuskan untuk berinvestasi jangka panjang, maka orang tersebut harus menyiapkan rencana investasi yang matang dan jelas.
Sebab, investasi yang dilakukan tanpa rencana dapat menyebabkan keputusan pembelian dan penjualan impulsif berdasarkan pergerakan pasar jangka pendek.
Padahal, seorang investor yang sudah sukses pun selalu memiliki rencana investasi yang baik untuk menentukan diversifikasi aset dan sebagainya.
Baca Juga: 5 Aplikasi Investasi Reksadana Terpopuler yang Cocok untuk Pemula
2. FOMO
Tak sedikit orang yang berinvestasi hanya karena FOMO atau takut ketinggalan dengan orang lainnya.
Hal ini membuat banyak orang berupaya memperoleh keuntungan cepat dengan mengejar investasi yang terbatas pada saham populer saja.
Jika investor hanya mementingkan keuntungan jangka pendek tanpa dibarengi
I dengan fundamental yang baik, maka itu akan mempersulit dalam memprediksi kinerja saham di masa depan.
3. Tidak Meninjau Portofolio
Setiap investor perlu untuk meninjau dan memperbarui portofolio investasi secara berkala. Jika tidak, maka investor akan kesulitan membuat keputusan yang tepat.
Kesalahan investasi ini mungkin tidak langsung berasa akibatnya, tapi membuat performa investasi menjadi buruk dalam jangka panjang.
Misalnya ada sebuah saham bagus yang sudah dibeli, namun karena ada perubahan kondisi ekonomi, saham itu pun harus mengalami kondisi yang tidak menguntungkan sehingga kinerjanya pun turun.
Bila investor tidak segera tahu akan kondisi buruk ini, maka ia tidak mungkin segera menjual sahamnya, sehingga nilai investasinya bisa merosot dalam jangka panjang.