POSKOTA.CO.ID - Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta, mulai menemukan titik terang.
Polda Metro Jaya resmi menetapkan Dwi Hartono, pengusaha muda yang dikenal sebagai “Crazy Rich Jambi”, sebagai dalang di balik aksi keji tersebut.
Penetapan ini mengejutkan publik, mengingat sosok Dwi selama ini dikenal sebagai motivator bisnis sukses yang kerap memamerkan kemewahan serta citra dermawan di media sosial.
Ditangkap di Solo, Dikonfirmasi Polisi
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan bahwa Dwi merupakan salah satu dari 15 tersangka yang ditangkap. Ia diamankan tim gabungan di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu, 23 Agustus 2025 malam.
Baca Juga: Polisi Sebut Korban Penculikan Diduga Dicabuli Pelaku
“Benar, (@klanhartono) adalah akun Instagram saudara DH,” kata Kombes Ade.
Profil Dwi Hartono: Dari Pengusaha, Motivator, hingga Crazy Rich
Dwi Hartono adalah pemilik PT Hartono Mandiri Makmur dan PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia, yang membawahi platform bimbel online Guruku.
Berasal dari Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi, Dwi dikenal gemar menunjukkan gaya hidup glamor, mulai dari koleksi mobil sport, helikopter, hingga pakaian bermerek lewat kanal YouTube-nya, Klan Hartono.
Ia juga kerap tampil bersama tokoh publik seperti Hotman Paris, menjadi motivator bisnis, dan dikenal dermawan karena sering memberi beasiswa, termasuk untuk korban kekerasan seksual.
Motif Masih Misterius
Polisi masih mendalami motif di balik aksi penculikan dan pembunuhan ini.
Meski begitu, beredar spekulasi publik bahwa kasus ini terkait dugaan fraud kredit fiktif senilai miliaran rupiah yang menyeret nama Dwi, meskipun belum terbukti.
Baca Juga: Kenalan Lewat Medsos, Siswi di Bandung Barat Jadi Korban Penculikan dan Rudapaksa
Kejatuhan Sosok Inspiratif
Kasus ini menjadi ironi besar. Dwi Hartono yang selama ini dipandang sebagai simbol kesuksesan dan kedermawanan, kini berstatus tersangka kasus pembunuhan berencana.
Citra glamornya pun runtuh seketika, sementara media sosialnya dipenuhi komentar warganet yang tidak percaya dengan keterlibatannya. Publik kini menunggu pengungkapan motif sebenarnya di balik aksi keji tersebut.