Kesalahan dalam investasi emas. (Sumber: Pinterest)

EKONOMI

Banyak yang Salah Kaprah! Ini 5 Kesalahan Saat Investasi Emas

Selasa 26 Agu 2025, 07:47 WIB

POSKOTA.CO.ID - Investasi emas selama ini dikenal sebagai salah satu instrumen yang dianggap paling aman, bahkan sering disebut sebagai “pelindung nilai” ketika kondisi ekonomi sedang goyah.

Tak heran, emas menjadi pilihan favorit banyak orang, baik pemula maupun investor berpengalaman.

Harga emas yang cenderung naik dalam jangka panjang membuatnya seolah-olah menjadi instrumen yang bebas risiko. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Ada banyak jebakan yang justru bisa membuat investor merugi, terutama jika terjebak dalam kesalahan-kesalahan dasar.

Data Bank Dunia menunjukkan bahwa harga emas global memang mengalami kenaikan sekitar 34 persen dalam 10 tahun terakhir.

Meski demikian, keuntungan itu bisa sirna bila investor tidak memahami mekanisme dasar pembelian, penyimpanan, maupun tujuan dari investasi emas itu sendiri.

Banyak orang membeli emas hanya karena tren atau sekadar ikut-ikutan, tanpa strategi yang jelas. Alhasil, potensi keuntungan malah berubah menjadi kerugian.

Untuk itulah, penting bagi calon investor emas memahami kesalahan-kesalahan mendasar yang sering terjadi dengan memahami ulasan berikut ini.

Baca Juga: Lebih Stabil Emas atau Saham? Begini Data Terbaru yang Perlu Kamu Ketahui

Kesalahan Saat Investasi Emas

Seperti dikutip dari kanal YouTube Rita Rahayu Official, berikut adalah lima kesalahan saat investasi emas yang bisa disimak dengan seksama.

1. Mengabaikan Kemurnian dan Bentuk Emas

Kesalahan paling umum adalah membeli emas perhiasan tanpa memperhatikan kadar karatnya.

Perhiasan emas biasanya dicampur dengan logam lain agar lebih kuat, ditambah biaya cetak yang besar. Akibatnya, saat dijual kembali, harga jauh di bawah ekspektasi.

Padahal, data historis menunjukkan emas batangan 24 karat mengalami kenaikan rata-rata 11 persen per tahun dalam dua dekade terakhir.

Cara menghindarinya adalah membeli emas batangan bersertifikat dengan kadar 99% dari penjual resmi, seperti pegadaian, bank, atau toko emas yang terdaftar di OJK.

2. Penyimpanan Emas yang Tidak Aman

Banyak investor pemula menyimpan emas secara sembarangan di rumah, padahal risikonya sangat tinggi. Emas mudah dicuri jika tidak disimpan di tempat yang aman.

Solusi paling praktis adalah menggunakan brankas pribadi atau layanan safe deposit box di bank maupun pegadaian. Walaupun ada biaya sewa, keamanan jauh lebih terjamin.

Alternatif lain adalah menggunakan tabungan emas resmi di lembaga yang diawasi OJK.

Baca Juga: Kesempatan Emas! Honorer dan PPG Dapat Status ASN lewat PPPK Paruh Waktu, Gaji Tetap Besar

3. Membeli dari Sumber Ilegal atau Bodong

Era digital membuat transaksi emas lebih mudah, tetapi juga membuka peluang penipuan.

Banyak kasus penawaran emas dengan harga murah tanpa kejelasan legalitas. Investor pemula sering tergoda hingga akhirnya tertipu.

Untuk menghindarinya, pastikan penjual terdaftar di OJK, memiliki NPWP, serta berbadan hukum jelas.

Hindari transfer ke rekening pribadi dan selalu pilih marketplace resmi atau aplikasi digital yang terpercaya, seperti pegadaian digital atau layanan bank.

4. Tidak Membandingkan Harga Sebelum Membeli

Rasa terburu-buru atau takut ketinggalan momentum (FOMO) sering membuat investor membeli emas tanpa membandingkan harga di berbagai tempat. Padahal, selisih harga antar toko bisa signifikan.

Langkah yang benar adalah selalu mengecek harga emas terbaru di sumber resmi, seperti website pegadaian, sebelum bertransaksi.

Prinsip sederhana dalam investasi emas adalah “beli saat harga rendah, jual saat harga tinggi”.

5. Tidak Menentukan Tujuan Investasi

Kesalahan terakhir adalah membeli emas tanpa tujuan yang jelas. Banyak orang panik menjual saat harga turun atau justru membeli di puncak harga.

Padahal, emas adalah instrumen investasi jangka menengah hingga panjang, minimal disimpan dua tahun agar hasilnya optimal.

Untuk menghindari kesalahan ini, buatlah rencana investasi yang terukur, apakah untuk dana darurat, tabungan masa tua, atau kebutuhan jangka panjang lainnya.

Pantau berita ekonomi dan gunakan aplikasi harga emas agar bisa menentukan waktu terbaik membeli atau menjual.

Dengan bekal informasi yang tepat, investor bisa lebih bijak dalam mengelola emas sebagai instrumen keuangan jangka panjang, bukan sekadar ikut-ikutan tren.

Disclaimer: Tulisan ini disusun untuk tujuan edukasi dan informasi semata. Segala bentuk keputusan investasi, termasuk dalam instrumen emas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing individu.

Penulis maupun media tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat tindakan berdasarkan informasi yang disajikan di artikel ini.

Tags:
emasHarga emasekonomiinstrumen investasiinvestorkesalahan saat investasi emasinvestasi emas

Mutia Dheza Cantika

Reporter

Mutia Dheza Cantika

Editor