POSKOTA.CO.ID - Sebuah insiden yang menciderai dunia pendidikan viral di media sosial. Seorang kepala sekolah di Kabupaten Pesawaran, Lampung, diketahui mengamuk dan mengeluarkan ancaman fisik terhadap muridnya di tengah pelaksanaan upacara bendera. Peristiwa itu menuai kecaman luas dari warganet.
Insiden ini terjadi di SD Negeri 5 Kedondong pada Senin, 21 Agustus 2023. Video yang pertama kali diunggah oleh akun TikTok @beritalampung.id itu menunjukkan suasana upacara yang semula tertib berubah menjadi chaos.
Dalam rekaman berdurasi pendek tersebut, seorang guru perempuan berinisial H, yang merupakan kepala sekolah sekaligus guru PJOK (Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan), terlihat memasuki tengah lapangan dengan emosi meledak-ledak.
Kemarahannya dipicu oleh ketidakhadiran (absensi) sejumlah guru dalam upacara tersebut.
Baca Juga: Pasha Ungu Mundur dari DPR Demi Rakyat? Simak Fakta di Balik Isu Viral Ini
Dengan nada tinggi dan penuh amarah, H terlihat membentak-bentak baik murid maupun rekan guru yang berusaha menenangkan.
Ancaman mengerikan pun terlontar dari mulutnya. “Kalau enggak saya cekekin nih anak-anak. Ini instruksi, setiap Senin tidak ada guru yang boleh absen. Lapor kamu sama bupati,” ujarnya keras.
Dampak dari aksinya itu langsung terlihat. Beberapa siswa yang menyaksikan langsung adegan tersebut menjadi ketakutan.
Sejumlah murid terlihat menangis histeris dan berlari menuju kelas mereka untuk menyelamatkan diri, sementara yang lain hanya bisa terdiam dalam kepanikan.
Aksi H tidak berhenti di situ. Ia bahkan kembali mendekati seorang murid sambil terus mengeluarkan ancaman, yang semakin membuat suasana mencekam.
Video viral itu pun membanjiri kolom komentar dengan kecaman. Netizen secara gamblang menyatakan kegeraman dan kekecewaannya terhadap perilaku seorang kepala sekolah yang seharusnya menjadi teladan.
“Sekolah itu tempat belajar, bukan tempat menakut-nakuti anak,” tulis seorang netizen, mewakili suara mayoritas.
Banyak komentar yang menyoroti penggunaan ancaman fisik sebagai sesuatu yang sama sekali tidak dapat diterima.
Menurut mereka, meskipun kedisiplinan harus ditegakkan, cara yang digunakan sama sekali tidak pantas dan justru berpotensi menimbulkan trauma psikologis jangka panjang pada anak-anak.
Meski mayoritas mengecam, segelintir netizen mencoba melihat sisi lain dengan menduga bahwa H mungkin sedang berada di bawah tekanan atau beban kerja yang berat.
Namun, alasan tersebut sama sekali tidak membenarkan tindakannya. Mereka sepakat bahwa meluapkan emosi dengan cara mengancam dan menakuti anak-anak adalah sebuah kesalahan besar.
Insiden ini kembali menyoroti masalah sensitif dalam lingkungan pendidikan, yaitu bagaimana menciptakan disiplin yang baik di kalangan tenaga pendidik tanpa mengorbankan rasa aman dan kenyamanan siswa sebagai pihak yang paling rentan.
Hingga berita ini diturunkan, baik pihak SDN 5 Kedondong maupun Dinas Pendidikan setempat belum mengeluarkan pernyataan resmi atau klarifikasi atas video viral yang telah menjadi perbincangan publik tersebut.
Masyarakat pun menanti tindak lanjut dan sikap tegas dari otoritas terkait.