POSKOTA.CO.ID - Indonesia kaya akan kuliner tradisional yang berakar kuat pada sejarah, budaya, dan kehidupan masyarakatnya. Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki sajian khas yang mencerminkan identitas lokal.
Salah satunya adalah pecak, kuliner tradisional Betawi yang menghadirkan sensasi berbeda melalui kuah sambalnya yang menggoda lidah.
Memasuki awal minggu dihari senin, banyak orang mencari tempat kuliner untuk melepas penat. Di tengah hiruk pikuk Rawalumbu, Bekasi, terdapat sebuah warung sederhana bernama Warung Nasi Ibu Supinah yang terkenal dengan menu ayam pecak.
Meski tampil sederhana, warung ini menjadi salah satu tempat favorit bagi warga sekitar hingga para pegawai instansi yang bekerja di wilayah tersebut.
Baca Juga: Indonesia 80 Tahun Merdeka, Pengamat Politik Soroti Persoalan Bangsa
Apa Itu Pecak?
Bagi sebagian orang, pecak mungkin masih terdengar asing. Pecak adalah sambal khas Betawi yang berkuah dengan cita rasa pedas, segar, dan sedikit asam. Lauknya baik ayam maupun ikan disajikan dengan cara digoreng atau dibakar, kemudian direndam ke dalam kuah pecak.
Bumbu pecak terdiri dari bahan-bahan sederhana: bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, asem, jeruk limo, dan kacang tanah. Namun kesederhanaan ini justru melahirkan rasa yang kompleks—pedas, gurih, segar, dan sedikit manis.
Menurut Ibu Supinah, pemilik warung, pelanggan dapat memilih varian bumbu: menggunakan bumbu kacang yang kental atau bumbu bening yang lebih ringan. “Jadi tinggal sesuaikan dengan selera,” jelasnya.
Ayam Pecak: Perpaduan Gurih dan Pedas yang Menggoda
Menu ayam pecak menjadi andalan utama di Warung Nasi Ibu Supinah. Ayam digoreng hingga renyah, lalu disiram kuah pecak yang segar. Perpaduan rasa gurih ayam goreng dengan kuah pecak yang pedas-asam menciptakan harmoni rasa yang membuat siapa pun ingin menambah porsi.
Harga yang ditawarkan pun sangat ramah di kantong. Dengan hanya Rp15.000, pengunjung sudah bisa menikmati sepiring nasi hangat lengkap dengan ayam pecak. Tidak heran jika warung ini selalu ramai pada jam makan siang.
Seorang pengunjung, Agus, mengungkapkan kesannya setelah mencicipi menu pecak ikan lele di warung ini. “Dagingnya enak, bumbu pecaknya juga pas di lidah,” ujarnya. Testimoni ini mencerminkan betapa pecak mampu memberikan kesan mendalam bagi siapa saja yang menikmatinya.
Lebih dari Sekadar Ayam: Ragam Lauk Pecak
Meski ayam pecak menjadi ikon utama, Warung Nasi Ibu Supinah juga menyediakan pecak ikan. Ikan lele, nila, atau gurame dapat menjadi pilihan alternatif. Setiap jenis lauk membawa karakter rasa tersendiri ketika dipadukan dengan kuah pecak.
- Lele Pecak: Tekstur daging lele yang lembut berpadu dengan kuah pedas membuatnya menjadi favorit banyak pengunjung.
- Nila Pecak: Rasa daging nila yang gurih menambah kedalaman cita rasa.
- Ayam Pecak: Cocok untuk mereka yang menyukai perpaduan ayam goreng renyah dengan sensasi segar pedas-asam.
Pilihan lauk yang beragam menjadikan warung ini tidak monoton, sekaligus memperlihatkan fleksibilitas kuliner Betawi dalam beradaptasi dengan berbagai bahan.
Lebih dari sekadar tempat makan, warung nasi tradisional seperti milik Ibu Supinah memiliki fungsi sosial yang penting. Di sinilah para pegawai negeri, karyawan swasta, mahasiswa, hingga warga sekitar berkumpul.
Warung bukan hanya menyediakan makanan, tetapi juga menjadi ruang interaksi, tempat berbagi cerita, dan bahkan membangun jejaring sosial. Kehangatan suasana yang tercipta antara pemilik warung dan pelanggan adalah bentuk nyata dari kearifan lokal yang masih terjaga.
Dalam konteks perkotaan seperti Bekasi yang serba cepat, keberadaan warung makan tradisional menjadi oase. Ia mengingatkan kita akan pentingnya kebersahajaan dan rasa kebersamaan yang lahir dari meja makan sederhana.
Warisan Kuliner Betawi yang Harus Dijaga
Betawi memiliki banyak kuliner khas, seperti soto Betawi, kerak telor, gabus pucung, hingga pecak. Sayangnya, beberapa di antaranya mulai jarang ditemui karena kalah dengan makanan cepat saji modern.
Warung Nasi Ibu Supinah adalah salah satu contoh nyata upaya menjaga warisan kuliner Betawi agar tetap hidup di tengah masyarakat. Dengan terus menghadirkan pecak sebagai menu utama, warung ini berkontribusi dalam melestarikan identitas kuliner lokal.
Makanan tradisional bukan hanya soal rasa, tetapi juga bagian dari sejarah dan identitas budaya. Setiap suapan pecak membawa kita pada perjalanan panjang tradisi Betawi yang kaya.
Baca Juga: Bingung Mau Beli Logam Mulia? Ini 3 Rekomendasi Merek Terbaik untuk Investasi
Kuliner sebagai Jembatan Budaya
Menikmati ayam pecak di Warung Nasi Ibu Supinah bukan hanya pengalaman kuliner, tetapi juga pengalaman budaya. Dari racikan bumbu sederhana, lahirlah hidangan yang menyatukan beragam lapisan masyarakat.
Di era modern, di mana makanan instan semakin mendominasi, keberadaan pecak menjadi pengingat bahwa kelezatan sejati sering kali lahir dari kesederhanaan dan kearifan lokal.
Maka, jika Anda berkesempatan melewati Rawalumbu, Bekasi, sempatkan diri singgah di Warung Nasi Ibu Supinah. Nikmati sepiring ayam pecak, dan rasakan sendiri bagaimana kuliner tradisional mampu menyentuh hati sekaligus mengisi perut.