KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Hujan deras yang mengguyur Pemakaman Taman Kusir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tak melunturkan semangat para tamu undangan untuk mengikuti diskusi serta melihat pameran temporer yang diselenggarakan oleh Yayasan Hatta.
Acara itu diselenggarakan untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Bung Hatta yang ke-123 tahun di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Selatan yang berlangsung selama 6 hari, 12-17 Agustus 2025.
Putri sulung Bung Hatta, Meutia Farida Hatta Swasono, menyampaikan bahwa untuk pertama kalinya, pihak keluarga menggabungkan agenda ziarah dengan penyelenggaraan pameran khusus mengenai Bung Hatta serta diskusi publik yang mengangkat tema integritas tokoh bangsa.
"Jadi ada warna baru yang kami tampilkan pada ulang tahun Bung Hatta ini, Yayasan Hatta yang dipimpin Halida berkolaborasi mengadakan pameran dan diskusi yang dilakukan pada tanggal 12-17 Agustus 2025," ujar Meutia di lokasi, Selasa, 12 Agustus 2025.

"Warna baru ini coraknya adalah kita berziarah sambil menyampaikan informasi mengenai bagaimana tekad Bung Hatta untuk tidak dimakamkan di Taman Pahlawan yang juga diikuti oleh sejumlah tokoh-tokoh bangsa yang mempunyai integritas," lanjutnya.
Meutia menyampaikan, pada pameran itu, menampilkan arsip foto, karya seni dan dokumentasi bersejarah dari Bung Hatta serta tokoh-tokoh bangsa lainnya.
"Dan ini merupakan petunjuk penting bahwa integritas itu bisa dibangun dan berkembang pula konsepnya mengenai integritas yang ternyata dalam kehidupan tokoh-tokoh tersebut bukan hanya sebatas konsep tapi juga dilaksanakan," ujar Meutia.
Dia mengungkapkan, bahwa integritas tidak cukup menjadi konsep, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Seperti kata Bung Hatta: "Tindakan lebih penting daripada kata-kata".
"Jadi kami keluarga sejak kecil memahami dan mendapat keteladanan dari ayah kami bahwa seseorang itu harus sama kata dan perbuatan," ujar Meutia.
Meutia berharap, para pemuda Indonesia menjadikan integritas sebagai pijakan dalam membangun masa depan bangsa.
"Supaya mereka bisa menjadi para pemimpin Indonesia yang berintegritas, jadi andal, mempunyai konsep pemikiran yang mulia bagi kepentingan bangsa kita. Tapi, juga bagaimana melaksanakannya," ucapnya.
Lebih lanjut, Meutia menyebut, pemimpin yang diharapkan adalah mereka yang tidak hanya memiliki konsep pemikiran yang mulai, tetapi juga mampu mewujudkan demi kepentingan rakyat.
Baca Juga: Cucu Bung Hatta Protes Kakek Disamakan dengan Sandi, Nama Kaesang Ikut Disebut

"Jadi bukan hanya di tingkat Konsep dan pidato menyarankan, tapi juga melaksanakannya dan memberikan keteladanan. Supaya bangsa kita menjadi bangsa yang lebih baik dan negara kita bisa menjadi negara yang adil dan makmur," kata Meutia.
Ketua Pembina Yayasan Hatta ini juga mengingatkan, agar Indonesia bergantung pada bangsa lain dalam pembangunan. Adapun pesan ini merujuk pada prinsip non-kooperasi yang diperjuangkan Bung Hatta beberapa tahun lalu sebelum kemerdekaan.
"Kitalah yang mengukir peradaban negeri kita, kita yang mengatur pembangunan bangsa kita, Bukan tergantung oleh bangsa lain," ujar dia.
"Kalau kita berpikir bangsa lain bisa janganlah mengagumi bangsa itu. Tapi pelajari bagaimana mereka bisa dan akhirnya adalah Indonesia juga bisa," ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia harus mempunyai prinsip untuk memajukan bangsanya sendiri tanpa mengikuti negara lain.
"Kita harus percaya pada kemampuan bangsa Indonesia bangsa kita pintar tapi harus diarahkan," ujar dia. (cr-4)