KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi C DPRD Jakarta, August Hamonangan, menilai, langkah Pemprov Jakarta merelokasi pedagang Pasar Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dinilai kurang elok.
Pasar Barito yang sudah ada sudah ada sejak 40 tahun lalu, dinilai August Hamonangan telah menjadi ikon. Apalagi, pedagang Pasar Barito, juga patuh membayar retribusi dan aturan yang berlaku.
"Ya kami harus sampaikan bahwa kurang elok ini kalau harus direlokasi. Sudah jadi ikon, tidak mengganggu lingkungan sekitar dan usaha mereka juga enggak yang ilegal. Mereka gak ada yang jual miras," kata August dihubungi Poskota Minggu, 3 Agustus 2025.
"Kalaupun ada yang melakukan penyimpangan, itu kan tugas dari Dinas PPKUKM melakukan pembinaan, bukan melakukan penggusuran atau pengosongan," ujarnya.
Legislator PSI ini menilai, langkah Pemprov Jakarta memindahkan pedagang Pasar Barito tergesa-gesa, bahkan tidak memperhatikan nasib pedagang.
Baca Juga: Begini Penampakan Lahan di Lenteng Agung Jaksel untuk Lokasi Baru Pedagang Pasar Barito
"Nah, kemudian kalau dipaksakan relokasi, namanya relokasi itu kan harus ada tempat, tempat yang disiapkan," jelas dia.
August menyayangkan, pemindahan pedagang Pasar Barito yang terkesan dipaksakan dan tidak memperhatikan aspek sosial dan ekonomi. Apalagi, Pasar Barito sudah dikenal luas bahkan sampai ke mancanegara.
"Mau dipaksakan juga di Pasar Mampang itu kan, mau dibuat di lantai 3, malah mereka mendapat ketidaknyamanan. Karena di situ kan, pada jualan sembako dan bahan makanan lainnya," tutur dia.
"Kalau dibawa misalkan burung ke situ, dibawa iguana ke situ, bisa-bisa mereka malah dimusuhi. Itu yang harus dipikirkan Pemprov DKI, gak mateng itu," tambah August.
Tercatat, ada 137 kios pedagang di Pasar Barito terdiri dari berbagai macam. Mulai dari pedagang burung, makanan hewan, sampai pernak-pernik.