POSKOTA.CO.ID - Reza Arap dan Timothy Ronald yang ramai diperbincangkan, bukan karena prestasi, melainkan karena sejumlah pernyataan yang mereka lontarkan di media.
Di mana, Reza Arap baru-baru ini tampil sebagai bintang tamu dalam podcast Deddy Corbuzier, menceritakan sisi gelap dalam hidupnya.
Ia mengungkap bahwa pernah ingin mengakhiri hidupnya di tengah tekanan mental yang sangat berat.
Namun, aksi tersebut berhasil digagalkan oleh asistennya, Caca, yang langsung membawanya ke rumah sakit.
Menurut dokter, jika keterlambatan terjadi lima menit saja, nyawa Reza Arap mungkin tak terselamatkan.
Dalam perbincangan tersebut, Deddy juga sempat menyinggung perihal kabar bahwa IQ Reza mencapai 150.
Namun, Reza Arap langsung membantah hal itu dan menyebutkan bahwa IQ-nya hanya 140, bukan 150 seperti yang sempat beredar.
Baca Juga: Apa Itu 'Usia Medium Well'? Istilah Viral yang Bikin Banyak Wanita Tertampar Realita
"Itu salah paham, IQ saya sebenarnya 140, bukan 150," katanya.
Sementara itu, Timothy Ronald, yang dikenal luas sebagai “Raja Crypto”, kembali mencuri perhatian warganet usai tampil di podcast Niceguymo.
Dalam percakapan tersebut, ia menyebut bahwa olahraga GYM adalah hal bodoh (goblok).
Pernyataan itu langsung memicu reaksi keras dari publik, terutama kalangan pecinta kebugaran.
Bukan kali pertama Timothy Ronald membuat pernyataan kontroversial. Dalam tayangan podcast bersama Denny Sumargo, dia juga sempat membahas soal tingkat IQ-nya yang diklaim berada di angka 137.
Namun, ia mengakui bahwa angka tersebut diperoleh dari tes saat sekolah dan mungkin tidak akurat.
“Tapi aku yakin salah ya karena itu di sekolah. Waktu itu (IQ Timothy) 137,” ujar Timothy.
Siapa yang Lebih Cerdas?
Sebagai informasi, seseorang dengan IQ 130–139 termasuk dalam kategori superior atau sangat cerdas, sementara mereka dengan IQ 140 ke atas masuk ke kategori jenius.
Jika pernyataan kedua tokoh ini benar adanya, maka Reza Arap masuk kategori jenius, sedangkan Timothy Ronald masuk dalam kelompok superior.
Namun, publik menilai bahwa IQ bukan satu-satunya indikator kesuksesan atau kredibilitas seseorang, terlebih jika disertai dengan pernyataan yang menyinggung banyak pihak.