POSKOTA.CO.ID - Nama Timothy Ronald kembali mencuat ke permukaan setelah penampilannya dalam podcast CURHAT BANG bersama Denny Sumargo viral di media sosial.
Dalam perbincangan tersebut, Timothy memancing perhatian publik dengan pernyataan alegoris mengenai total kekayaannya yang ia gambarkan dengan membuang Rp14 juta per hari, dan uang tersebut baru habis sejak zaman Napoleon Bonaparte lahir.
Hal ini memunculkan pertanyaan besar di benak publik, berapa sebenarnya total kekayaan Timothy Ronald? Dan anak siapa sebenarnya dia?
Baca Juga: Cari Penghasilan Tambahan? Ini Rekomendasi Timothy Ronald untuk Pemula
Estimasi Kekayaan Timothy Ronald Triliunan Rupiah?
Dalam podcast yang tayang pada awal Juni 2025, Timothy menyampaikan bahwa dirinya memiliki kekayaan sangat besar, namun ia tidak pernah secara gamblang menyebutkan nominalnya.
Perumpamaan membuang Rp14 juta per hari selama lebih dari 250 tahun tentu bukanlah klaim harfiah, tetapi memberikan gambaran jelas bahwa ia kini telah berada di lingkaran elite finansial Indonesia.
Jika dihitung secara hipotetis, dari tahun 2025 ke tahun 1769 (tahun lahir Napoleon), terdapat jeda 256 tahun.
Maka dari itu, diasumsikan Timothy "membuang" Rp14 juta per hari selama rentang waktu tersebut, kekayaannya dapat diperkirakan lebih dari Rp1,3 triliun.
Baca Juga: Cari Penghasilan Tambahan? Ini Rekomendasi Timothy Ronald untuk Pemula
Ketika ditanya tentang sumber hartanya, Timothy Ronald menjawab dengan percaya diri.
"Di market, banyak main di saham dan crypto," kata investor muda tersebut.
Dua instrumen investasi inilah yang menjadi fondasi kekayaannya, yang ia mulai bangun sejak usia belasan tahun.
Anak Siapa Timothy Ronald? Ternyata Bukan dari Keluarga Kaya Raya
Pertanyaan tentang asal-usul keluarga Timothy juga tak kalah ramai dibahas. Banyak yang mengira ia berasal dari keluarga konglomerat, namun fakta justru berkata sebaliknya.
Timothy Ronald lahir pada 22 September 2000 di Tangerang, dari keluarga yang tergolong sederhana. Ia berdarah Indonesia-Tionghoa dan tidak pernah menikmati kemewahan sejak kecil.
Kesuksesan yang ia raih adalah hasil dari kerja keras, keberanian mengambil risiko, dan kemampuan membaca peluang sejak dini.
Baca Juga: Hanami Wang Pacar Timothy Ronald Atau Agatha Chelsea? Sosok Kekasih Investor Muda Ini Jadi Sorotan
Jejak Bisnis Timothy Ronald
Perjalanan bisnis Timothy dimulai dari bawah, saat SMP ia aktif sebagai gamer dan pernah menjuarai turnamen game online. Ia membuka jasa joki game yang menghasilkan hingga Rp1 juta per minggu.
Di usia 15 Tahun, Timothy mulai masuk ke dunia investasi saham dan kripto menggunakan modal dari hasil kerja freelance.
Lalu saat duduk di bangku SMA, ia Menjual produk pomade impor dan mendirikan agensi pemasaran digital bagi UMKM. Keuntungannya saat itu mencapai Rp30 juta per bulan.
Pada tahun 2021, bersama Raymond Chin dan Felicia Putri Tjiasaka, ia mendirikan Ternak Uang, platform edukasi keuangan dan investasi untuk pemula.
Lalu di tahun 2022, mendirikan Akademi Crypto, tempat pelatihan khusus bagi trader dan investor aset digital.
Harta untuk Pendidikan
Dalam podcast yang sama, Timothy membuat pernyataan mencengangkan: ia tidak berniat mewariskan kekayaannya kepada anak-anaknya kelak.
Baginya memiliki harta berlimpah justru menjadi beban mental karena sulit untuk dihabiskan.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, Timothy memilih untuk menyumbangkan kekayaannya kepada masyarakat, khususnya di sektor pendidikan.
Salah satu kontribusinya yang mencolok adalah melalui Ronald Foundation, lembaga filantropi miliknya.
Salah satu aksi nyata yayasan tersebut adalah pendirian sekolah seperti SMAK Santo Yoseph Pekerja Manola di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak daerah terpencil.
Meski hingga kini jumlah kekayaan Timothy Ronald 2025 belum pernah diumumkan secara resmi, jelas terlihat bahwa pundi-pundi hartanya dibangun dari dedikasi jangka panjang di dunia saham dan kripto. Bukan karena warisan, bukan pula karena koneksi keluarga elite.
Kisah Timothy membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih melalui kemandirian, keberanian berinovasi, dan semangat berbagi, bahkan di usia yang sangat muda.