POSKOTA.CO.ID – Pengusaha muda dan kreator konten, Timothy Ronald, menyampaikan pesan tegas kepada pelajar dan mahasiswa usia 18 hingga 20-an tahun.
Berangkat dari pengalaman pribadi, ia menekankan pentingnya disiplin, kerja keras, serta perencanaan hidup yang terarah untuk meraih kesuksesan finansial dan kebermanfaatan sosial.
"Saya dari kecil selalu punya mimpi kebebasan. Bukan cuma bebas secara waktu, tapi juga bebas secara finansial. Dulu saya bilang ke Mama, ‘Mah, suatu saat gua bakal punya uang Rp1 triliun.’ Waktu itu saya enggak punya apa-apa," ucap Timothy, dikutip dalam kanal YouTube miliknya.
Baca Juga: Mau Jadi Konglomerat? Contek 4 Pola Uang Orang Kaya Menurut Timothy Ronald
Timothy Ronald menyoroti kesalahan umum generasi muda yang terlalu selektif memilih industri berdasarkan kesukaan pribadi.
“Kalian itu masih miskin, kalian enggak punya pilihan,” katanya. Ia menyebut bahwa keberhasilan tidak datang dari rasa suka, tetapi dari konsistensi dan tanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.
Menurutnya, banyak pelaku usaha kecil yang tidak suka apa yang mereka jual, namun tetap bertahan karena itu adalah tanggung jawab.
Ia mencontohkan dirinya sendiri yang pernah berjualan pomade, sedotan, hingga menjadi agen properti saat masih sekolah, meski tidak menyukainya. “Tapi gua lakukan itu karena disiplin dan self-control,” ujarnya.
Baca Juga: 3 Rahasia Menjadi Kaya Ala Timothy Ronald, Ini Kuncinya!
Timothy Ronald, motivasi adalah ilusi sesaat. Ia menegaskan bahwa keberhasilan datang dari sistem dan disiplin yang berkelanjutan, bukan dari dorongan semangat sesaat.
"Yang kalian perlu itu bukan motivasi, tapi sistem. Kalian butuh tim yang bikin kalian accountable," katanya.
Ia menyebut tidak pernah absen bekerja sejak usia 15 tahun hingga kini di usia 22 tahun, bahkan saat sedang liburan.
Konten terus diproduksi dan nilai tetap diberikan ke publik setiap hari, tanpa pengecualian. “Mau gua mood-nya lagi jelek, gua tetap kerja. Itu namanya tanggung jawab.”
Baca Juga: Kontroversi Timothy Ronald, Influencer Kripto Indonesia yang Penuh Pro dan Kontra
Timothy Ronald juga mengkritik narasi mental health yang menurutnya menyesatkan. Ia mengatakan bahwa terlalu berfokus pada perasaan justru melemahkan logika.
“Bangun tidur tuh enggak selalu pengin kerja. Tapi tetap gua kerja karena itu tanggung jawab gua,” katanya.
Ia membandingkan situasi kehidupan dengan hukum alam: keras dan penuh persaingan.
“Di alam, antara lu makan atau dimakan. Kalau kalian malas, kalian cuma jadi kambing gunung yang dijatuhin elang.”
Baca Juga: Lebih dari Sekadar Tren: Memulai Investasi Crypto dari Dasar Bersama Timothy Ronald
Lebih jauh, ia menyentil peran laki-laki dalam kehidupan. Menurutnya, laki-laki sejati adalah mereka yang tetap bekerja dan menanggung tanggung jawab, terlepas dari kondisi mental maupun emosional.
“Kalau lu miskin, lu adalah orang paling egois di dunia. Karena lu enggak bisa bantu siapa-siapa, bahkan keluarga sendiri.”
Ia menekankan bahwa menjadi orang kaya yang baik justru memungkinkan seseorang untuk memberi manfaat lebih luas.
“Kalau uang lu banyak, lu bisa kasih makan seluruh kampung lu. Tapi kalau miskin, buat diri sendiri aja kurang.”
Baca Juga: 7 Aturan Uang dari Timothy Ronald, Salah Satunya adalah Permainan Waktu
Timothy Ronald memberikan beberapa nasihat finansial praktis bagi anak muda.
Ia menekankan pentingnya menyimpan income untuk ekspansi bisnis atau investasi, bukan untuk membeli barang konsumtif seperti mobil mewah atau sepatu mahal.
“Jangan beli hal bodoh saat kalian belum mapan. Income itu adalah kekuatan paling besar yang kalian miliki,” ujarnya.
Ia mendorong anak muda untuk terus belajar, bahkan jika harus mengeluarkan uang besar untuk mengikuti kursus atau membayar makan malam pengusaha sukses demi menimba ilmu.
Baca Juga: Rahasia Keluar dari Kemiskinan Ala Timothy Ronald: Fokus Human Capital dan Financial Capital
“Gua enggak pernah jadi orang skeptis yang bilang semua orang nipu. Gua belajar dari siapa saja.”
Alih-alih langsung memulai bisnis, Timoti menyarankan anak muda untuk bekerja terlebih dahulu di perusahaan kecil agar bisa belajar langsung dari pemilik bisnis.
“Jadi orang kepercayaan di bisnis orang lain dulu. Itu jalan yang lebih simpel,” tegasnya.