POSKOTA.CO.ID – Investor muda Timothy Ronald, membagikan tiga prinsip utama dalam membangun kekayaan yang berkelanjutan kepada para pengikutnya.
Ia menekankan pentingnya kehati-hatian, pemahaman mendalam atas instrumen investasi, serta pola pikir jangka panjang dalam menumbuhkan aset.
Dalam penjelasan awal, Ronald menekankan bahwa prinsip pertama dan yang paling penting adalah menghindari kerugian.
“Aturan pertama investasi: jangan sampai rugi, jangan pernah meresikokan yang namanya permanent loss of capital, karena ini berbahaya dan sulit untuk dibalikin,” ujarnya, dikutip dalam kanal YouTube miliknya.
Baca Juga: 5 Prinsip Membangun Kekayaan Lintas Generasi dari Timothy Ronald
Ronald menambahkan bahwa banyak orang tergoda oleh spekulasi, terutama yang datang dari cerita teman atau tren sesaat di pasar. “Jangan pernah tergiur ya dengan cara cepat. Sebagai manusia, kalian harus bisa bilang tidak ke opportunity. Gua lebih banyak di hidup gua bilang 'enggak' ke investasi,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa memahami risiko matematis dari kerugian sangat penting. “Kalau lu investasi Rp100 juta dan hilang 50%, lu butuh naik 100% untuk balik modal. Kalau rugi 80%, butuh naik 400%. Ini yang banyak orang enggak paham,” jelasnya.
Prinsip kedua, menurut Ronald, adalah hanya berinvestasi pada apa yang dipahami. Ia menyebut konsep ini sebagai circle of competence, atau lingkaran kompetensi. Ronald menolak berbagai tawaran investasi meski tampak menjanjikan jika ia tidak memahami secara mendalam bidang tersebut.
“Saya pengguna AI, tapi kalau gua disuruh bikin language model, gua enggak tahu mulainya dari mana. Itu bukan circle of competence gua,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya kerendahan hati dalam mengakui keterbatasan diri. “Gua tuh lebih banyak bilang 'oke, gua enggak mengerti.' Karena itu adalah format dari humility manusia,” lanjutnya.
Baca Juga: Cara Mengelola Gaji UMR Rp5 Juta ala Timothy Ronald, Susun Strategi Finansial untuk Masa Depan Cerah
Ronald mencontohkan bahwa dalam dunia profesional pun, analis investasi biasanya hanya mengurusi sektor yang mereka kuasai secara spesifik.
“Contohnya, ada yang spesialisasi di bank, ada yang spesialisasi di pertambangan, ada yang spesialisasi di consumer goods,” tuturnya.
Prinsip ketiga adalah berpikir jangka panjang, yang menurut Ronald merupakan landasan utama dari kekayaan yang bertahan. Ia menyebut compound interest atau bunga majemuk sebagai "keajaiban dunia kedelapan".
“Buffett itu hit billion dollar di umur 56 tahun. 16 triliun pertama dia itu di umur dia 56 tahun. Butuh waktu puluhan tahun untuk compounding uang dia,” ungkap Ronald.
Baca Juga: Siapa Ibu Timothy Ronald? Ini Sosok Orang Tuanya yang Dirahasiakan
Ia juga membagikan kisah pribadinya, mulai dari berdagang kecil-kecilan seperti menjual sedotan dan minyak rambut hingga akhirnya memiliki perusahaan dan berinvestasi secara konsisten.
“Tidak ada yang instan. Gua tidak pernah punya mindset untuk nyari uang cepat. Mindset gua adalah gimana caranya gua bisa bikin kekayaan yang bertahan,” katanya.
Ronald mengingatkan bahwa membangun kekayaan tidak memerlukan kejeniusannya, melainkan kedisiplinan dan kesabaran. “Beli apa yang lu mengerti, tahan selama mungkin,” pungkasnya. Ia menyebut beberapa contoh investor besar seperti Berkshire Hathaway dan TCI yang menahan portofolio mereka dalam jangka waktu sangat panjang.
Sebagai penutup, Ronald menyimpulkan tiga prinsip utama tersebut: hindari kerugian, investasikan pada hal yang dipahami, dan berpikirlah jangka panjang. “Investasi adalah maraton, bukan sprint,” ujarnya tegas.