PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Ruat laut atau nadran, dikenal juga pesta laut, merupakan tradisi yang bisa digelar setiap tahun sekali oleh masyarakat nelayan.
Seperti yang dilakukan ribuan masyarakat nelayan di wilayah Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Minggu, 13 Juli 2025.
Mereka (masyarakat) cukup antusias mengikuti acara pesta laut. Kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Carita pun, mendadak padat oleh para pengunjung yang ingin menyaksikan langsung ruat laut.
Dalam pesta laut itu, masyarakat nelayan melakukan acara sakral, dengan cara larung saji atau membuang kepala kerbau ke tengah laut.
Saat larung saji, para nelayan melakukan karnaval yang diikuti oleh sebanyak 509 perahu lebih. Satu perahu yang membawa kepala kerbau, diikuti oleh ratusan perahu nelayan lainnya.
Di tengah laut atau titik lokasi yang ditentukan, kepala kerbau yang dibawa menggunakan perahu itu, dibuang ke laut, dan kemudian dikerumuni oleh perahu-perahu nelayan lainnya.
Baca Juga: Gubernur Banten Ingatkan Faktor Keselamatan pada Pesta Laut di Pandeglang
Acara sakral yang sudah digelar turun temurun merupakan bentuk rasa syukur para nelayan atas limpahan hasil ikan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap masyarakat nelayan.
Tradisi ini biasanya dirayakan dengan berbagai kegiatan, seperti doa bersama, larung sesaji (hanyutkan sesajian ke laut), kirab, dan pertunjukan seni budaya.
Meski di tengah kemajuan zaman, tradisi warisan nenek moyang masih dirawat dengan baik oleh masyarakat nelayan Carita. Karena kegiatan itu secara rutin dilakukan setiap tahun, sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan ikan.
Pesta laut tersebut, nampaknya tak hanya diikuti oleh masyarakat nelayan di Carita, juga warga dari beberapa wilayah di Banten. Mereka ikut serta menyaksikan jalannya acara adat tersebut.

Di sela acara sakral ini, juga digelar beberapa acara hiburan lain sebagai bentuk perayaan, mulai dari perlombaan, pentas seni budaya serta berbagai kegiatan lainnya.
Menurut E Supriadi Franky, Ketua Panitia Penyelenggara pesta laut Carita, rangkaian kegiatan tersebut dilakukan satu bulan penuh, yang dimulai sejak tanggal 13 Juni hingga puncak acara tanggal 13 Juli 2025 ini.
"Pesta atau ruat laut ini merupakan tradisi turun temurun, alhamdulillah karena masyarakat masih kuat menjaga tradisi ini, sehingga saat ini masih tetap lestari di era digitalisasi dan kemajuan zaman," kata Supriadi, Minggu, 13 Juli 2025.
Perayaan ruat laut Carita kali ini, kata Supriadi, lebih meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karena perayaan pesta laut tahun ini, dibarengi dengan peringatan Hari Jadi Carita yang ke-47 tahun.
Baca Juga: Nelayan Labuan dan Carita di Pandeglang Gelar Pesta Laut
"Karena pesta laut ini bertepatan dengan Hari Jadi Carita, makan perayaannya disatukan, sehingga lebih meriah. Kami pun sangat apresiasi dengan semua kalangan yang sudah turut serta dalam acara ini," katanya.
Lanjut dia, ada berbagai kegiatan yang dilakukan dalam acara tersebut mulai dari perlombaan-perlombaan, pentas seni budaya, wayang golek hingga larung saji pada puncak acara tersebut.
"Ruat laut ini adalah momentum dimana, budaya yang sakral, budaya yang tergerus era digitalisasi, tapi tetap dilestarikan. Artinya, kami masyarakat Carita masih menjaga kuat kelestarian budaya ruat laut ini, bahkan hari ini acaranya sangat meriah," ujarnya.
Dijelaskannya, ruat laut ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat nelayan atas limpahan ikan yang diberikan oleh Allah SWT.
Melalui acara ini, harapan masyarakat nelayan ke depan hasil tangkapan ikan selalu berlimpah dan memiliki nilai keberkahan yang luar biasa.
"Ini bentuk rasa syukur kami masyarakat nelayan Carita, sekaligus menjaga kelestarian budaya yang sudah turun temurun yang dilakukan sejak nenek moyang," tuturnya.
"Semoga, ke depan para generasi muda terus dapat melestarikan tradisi ini, sehingga budaya ini tidak punah ditelan zaman," sambung Franky.
Melalui ruat laut ini juga lanjut dia, sebagai ajang silaturahmi antara masyarakat nelayan dengan pemerintah serta warga lainnya. Selain itu, untuk memupuk kebersamaan dan kekompakan masyarakat khususnya di wilayah Carita.
"Jadi, bukan hanya sebatas menjaga tradisi. Tapi ini untuk terus menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekompakan antar masyarakat," bebernya.
Wakil Bupati Pandeglang, Iing Andri Supriadi mengaku, pihaknya sangat apresiasi terhadap masyarakat Carita, yang masih kompak dan kuat menjaga tradisi ini, sehingga tradisi ruat laut masih tetap lestari di era modernisasi ini.
"Saya sangat apresiasi terhadap masyarakat nelayan di Carita. Ini budaya yang harus tetap dilestarikan, dan saya melihat masyarakat Carita masih kuat menjaga tradisi ini," tutur Iing.
Pihaknya pun akan terus mensupport apa yang dilakukan masyarakat nelayan, salah satunya perayaan tradisi ruat laut ini, guna demi menjaga kelestarian budaya lokal di Pandeglang.
"Saya lihat juga, dalam acara ini ada pentas seni budaya. Ini sangat bagus dalam menjaga kelestarian budaya kita supaya tidak punah ditelan zaman," tandasnya.