Potret Presiden Republik Indonesia (RI) ke-7 Joko Widodo (Jokowi). (Sumber: Instagram/Jokowi)

Nasional

Pengamat Politik Soroti Pernyataan Luhut Soal Jasa Presiden Jokowi yang Sudah Dilupakan

Minggu 13 Jul 2025, 14:45 WIB

POSKOTA.CO.ID – Pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan yang disampaikan melalui akun Instagram pribadinya usai pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menuai perhatian dan beragam tafsir dari kalangan pengamat politik.

Dalam unggahannya, Luhut mengungkapkan keprihatinan atas pihak-pihak yang dinilainya mulai melupakan jasa Presiden Jokowi.

Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menyebut pernyataan tersebut sebagai isu yang patut dicermati dan dimaknai lebih dalam.

“Unggahan pernyataan Pak Luhut di Instagram-nya ini menjadi perbincangan yang cukup serius dan pastinya ada pro dan kontra, termasuk juga menebak apa sebenarnya substansi dari pernyataan melupakan jasa Pak Jokowi,” ujar Adi dalam pernyataan resminya.

Baca Juga: Kasus Ijazah Palsu Jokowi Naik ke Penyidikan

Dalam analisisnya, Adi menyampaikan empat tafsir utama terkait pernyataan tersebut:

Adi menyoroti bahwa pernyataan Luhut dapat dikaitkan dengan meningkatnya serangan terhadap Jokowi setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden.

Serangan tersebut meliputi isu ijazah, hingga wacana pemakzulan Wakil Presiden, yang menyeret nama keluarga Jokowi.

“Apakah ini yang dimaksud oleh Luhut, bahwa begitu mudah pihak-pihak melupakan jasa Pak Jokowi karena serangan yang terus menerus dialamatkan kepadanya sebagai mantan Presiden?” kata Adi.

Baca Juga: Dituding Sebar Berita Bohong Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo: Yang Lapor-lapor Ini Aneh

Menurut Adi, pihak-pihak yang selama ini berada dalam lingkaran kekuasaan Jokowi tampak tidak lagi memberikan dukungan nyata saat sang mantan presiden mendapat tekanan.

“Kalau kita jujur, sebenarnya orang-orang yang selama ini berada di sekitarnya Pak Jokowi memang tidak terlampau kelihatan pasang badan ketika serangan datang bertubi-tubi,” ujarnya.

Adi juga mencatat hanya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang masih terlihat tegak lurus mendukung Jokowi secara konsisten, sementara partai-partai besar lain yang dulu dekat justru tidak menunjukkan sikap serupa.

Adi menilai bahwa fenomena ditinggalkannya Jokowi pasca jabatan bukan hal baru. Ia menyebut ini sebagai “sunatullah” dalam politik Indonesia, di mana pejabat yang tak lagi memiliki kekuasaan cenderung dilupakan.

Baca Juga: Viral Kabar Jokowi Kritis di Rumah Sakit, Benarkah? Cek Faktanya

“Kalau sudah tak lagi jadi pejabat, memang harus siap-siap ditinggalkan. Jasa-jasanya perlahan dianggap tak penting,” ucapnya.

Dalam politik praktis, lanjut Adi, relasi antarelite sering kali hanya bertahan selama kepentingan saling menguntungkan. Ketika satu pihak kehilangan pengaruh, hubungan pun merenggang.

“Tak ada teman dan musuh abadi. Yang abadi itu kepentingan. Ini yang membuat sulit kita menemukan persahabatan politik yang tulus,” kata Adi.

Di akhir pernyataannya, Adi membuka ruang diskusi publik mengenai siapa sebenarnya yang dimaksud Luhut sebagai pihak-pihak yang melupakan jasa Jokowi.

Baca Juga: Fakta di Balik Isu Video Viral Kritis di Rumah Sakit, Jokowi Bantah: 'Saya Baik-baik Saja'

“Itulah empat tafsir saya. Kira-kira menurut Anda semua, siapa sebenarnya yang dimaksud oleh Pak Luhut?” pungkasnya.

Pernyataan Luhut tersebut menambah dinamika diskursus politik nasional, terutama dalam menilai loyalitas dan transisi kekuasaan pasca pemerintahan Presiden Jokowi yang telah berakhir.

Tags:
Adi PrayitnoLuhut Binsar PandjaitanJokowi politik 

Muhamad Arip Apandi

Reporter

Muhamad Arip Apandi

Editor